TEMPO.CO, Jakarta - Hashim Djojohadikusumo, anggota tim ekonomi calon presiden-wakil presiden Prabowo-Hatta, mengatakan Bank Dunia sependapat dengan program pasangan nomor urut satu itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 10-11 persen. "Kalau mau keluar dari kemiskinan, tidak cukup pertumbuhan 7 persen," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2014.
Dia mengatakan, agar Indonesia keluar dari jurang kemiskinan, ekonomi harus bisa tumbuh setidaknya 9 persen selama 16 tahun. Hashim menuturkan Indonesia butuh US$ 50-60 miliar setiap tahun selama lima tahun atau total US$ 300 untuk memperbaiki keseluruhan infrastruktur saat ini.
"Kita juga harus investasi di bidang ketahanan energi, ciptakan lahan-lahan pertanian, irigasi yang rusak sebesar 40 persen untuk menarik investasi dari luar," tutur Hashim.
Soal rasio utang Indonesia, dia menuturkan, batasnya adalah 50 persen dari produk domestik bruto. "Kita tidak boleh ketinggalan, Malaysia sudah 63 persen dari PDB," katanya.
Selain itu, pihak Prabowo-Hatta akan menerapkan perlakuan yang berimbang terhadap bank-bank asing yang ada di Indonesia. Menurut Hashim, bank asing memiliki akses bebas masuk ke pasar Indonesia, sedangkan ruang gerak bank BUMN sangat sempit di luar negeri. "Di Indonesia bank asal Malaysia bisa mencapai 1.400 kantor cabang, sedangkan bank kita cuma satu cabang di negara itu," ujarnya.
"Capres Prabowo-Hatta akan bertindak tegas kepada mitra-mitra di luar negeri untuk membukakan pasar untuk bank-bank BUMN di luar negeri," ucapnya.
HERMAWAN SETYANTO
Berita Terpopuler:
Sumbangan untuk Jokowi-JK Capai Rp 35 Miliar
Menteri Agama: Sisa Kuota Haji Jadi Bancakan
PBB Beri Rapor Merah Soal Toleransi di Indonesia
Miley Cyrus Robek Gambar Selena Gomez di Panggung