TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras dan angin kencang yang melanda sebagian wilayah Jakarta pada pekan ini disebabkan gangguan sirkulasi angin di sebelah barat Sumatera. Menurut Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Zakir, selama dua hari ke depan kondisi ini masih terjadi.
Zakir menjelaskan gangguan sirkulasi angin yang dimaksud itu disebut sirkulasi angin tutup atau pergerakan angin yang hanya berputar di satu wilayah yang sama. Akibat perputaran angin di satu titik ini, maka aliran uap air ke daerah lain terhalang. "Seharusnya sekarang uap air dialirkan ke bagian timur laut. Tetapi, karena sirkulasi ini, dia tertahan," ujar Zakir. (Baca: Malam Ini, Jakarta Diguyur Hujan)
Uap air ini kemudian menambah kuantitas uap air di daerah Jawa, dan karena tidak dapat dialirkan, maka awan yang menampung tidak kuat menahan beban, sehingga turunlah hujan lebat. Curah hujan yang terjadi pada Kamis kemarin, 12 Juni 2014, menurut Zakir, mencapai 107 milimeter di Jagorawi, dan 103 milimeter di Citayam.
Berdasarkan pengukuran BMKG, curah hujan di atas 100 milimeter masuk kategori sangat lebat. Hujan deras ini juga masih disertai angin kencang berkecepatan 18-22 kilometer per jam yang mengakibatkan pohon tumbang dan jembatan roboh di beberapa daerah di Jakarta, terutama Barat dan Selatan. (Baca: Hujan Lebat, Ini Lokasi Pohon Tumbang dan Banjir)
Namun Zakie menyatakan, untuk minggu-minggu ke depan, intensitas hujan akan mulai menurun berkisar antara hujan ringan dan sedang dengan curah hujan di bawah 50 milimeter dan jangka waktu paling lama 30 menit. "Fokusnya masih di Jakarta Barat," dia menambahkan.
URSULA FLORENE SONIA
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Korupsi Haji | Tragedi JIS | Piala Dunia 2014
Berita terpopuler lainnya:
Kecelakaan Taksi, None Jakarta 2004 Tewas
Sekab: JK Minta Rumah di Brawijaya ke SBY
Petir Bubarkan Pidato Pengukuhan Guru Besar SBY