TEMPO.CO, Jakarta - CEO Newmont Mining Corp Gary J.Goldberg menyatakan proses renegoisasi kontrak karya dengan pemerintah Indonesia hampir rampung.
"Kita sedang mengerjakan detailnya dengan pemerintah," ujarnya setelah menemui Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat, 13 Juni 2013.
Gary menuturkan dia datang untuk mencari solusi atas persoalan operasional yang kini dihadapi perusahaan. Newmont, kata dia, pasti masih sanggup dan bersedia melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Newmont menghargai kebijakan pemerintah soal kewajiban pembangunan fasilitas pabrik pemurnian atau smelter bagi semua perusahaan tambang mineral yang saat ini beroperasi. "Ada perbedaan pemahaman dan kita mencari persamaannya," katanya.
Setelah pertemuan ini, Gary berharap pemerintah Indonesia bisa memberi kepastian penerbitan izin ekpor mineral pada perusahaannya. Dengan begitu, proses produksi bisa kembali normal dan pekerja dapat kembali bekerja seperti biasa.
Presiden Direktur Utama Newmont Nusa Tenggara (NNT) Martiono Hadianto menambahkan, proses renegoisasi kontrak karya mengenai enam poin, yaitu luas wilayah, royalti, divestasi, jangka waktu, penggunaan komponen dalam negeri, dan pembangunan smelter secara umum sudah disepakati hampir 90 persen.
Namun ia enggan menjelaskan secara detail poin apa saja yang dibahas secara intens antara Newmont dan pemerintah dalam pertemuan tadi. "Belum akan saya ceritakan," ujarnya.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo pun menyatakan hal yang serupa. "Semuanya sedang diproses , kita tunggu saja" katanya.
Newmont saat ini sedang menghentikan kegiatan produksinya di Blok Batu Hijau. Mereka beralasan, fasilitas penyimpanan konsentrat yang berada di tambang sudah penuh setelah hampir lima bulan perusahaan berhenti melakukan ekspor. Sebanyak 80 persen karyawan pun dirumahkan dan 3.200 karyawan lainnya ditempatkan dalam status siaga dan dipotong gajinya.
JAYADI SUPRIADIN