TEMPO.CO, Mojokerto - Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) mendirikan Mandala Majapahit di Balai Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. "Keberadaan Mandala Majapahit diharapkan dapat menunjang fungsi balai dusun sebagai pusat kegiatan, sosial, budaya, kesehatan, dan ekonomi masyarakat," kata Direktur Eksekutif YAD Catrini Kubontubuh melalui telepon, Sabtu, 14 Juni 2014.
Mandala Majapahit merupakan sebuah tempat yang diharapkan jadi pusat data dan informasi kepurbakalaan Majapahit di Trowulan serta tempat pemberdayaan masyarakat. Tempat ini telah diresmikan pada Kamis, 12 Juni, dan dihadiri sejumlah pihak. Di antaranya Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
Selain itu, perwakilan World Monument Fund (WMF) dari Amerika Serikat juga hadir. WMF merupakan lembaga peduli warisan dunia. Trowulan masuk salah satu dari 67 situs di dunia yang terancam versi World Monument Watch (WMW) 2014. "Perwakilan WMF ingin tahu kepedulian kami pada Trowulan," kata Catrini.
Dalam sambutan yang disaksikan melalui layar video, Ketua YAD Hashim Djojohadikusumo memberikan apresiasi pada jajaran Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta seluruh warga Trowulan, khususnya warga Dusun Jatisumber dan Desa Watesumpak, yang mendukung pendirian Mandala Majapahit. Hashim juga mengucapkan terima kasih kepada perwakilan WMF.
"Mandala Majapahit adalah sumbangan YAD untuk masyarakat agar bisa mengetahui informasi sejarah Majapahit melalui perpustakaan dan juga sebagai tempat berkegiatan sosial budaya dan ekonomi," kata Hashim.
Dalam sambutannya, Hashim juga mengatakan akan mendirikan koperasi bagi masyarakat setempat. "Mari bersiap untuk bersama-sama membangun koperasi sebagai bentuk nyata perjuangan ekonomi kerakyatan sebagaimana dikembangkan keluarga kami," katanya.
Menurut dia, semangat melestarikan budaya dan peninggalan sejarah tidak akan pernah dapat dilakukan secara berkesinambungan tanpa memperhatikan aspek kemanfaatan bagi masyarakat sebagai pemangku kepentingan. Trowulan sebagai situs kota bekas Kerajaan Majapahit telah banyak diteliti oleh ahli dari berbagai bidang keilmuan.
Namun sayangnya tidak mudah untuk mengakses data ataupun informasi hasil penelitian serta temuan yang didapatkan di Trowulan. "Untuk itulah YAD merasa penting untuk mendukung pembangunan Mandala Majapahit agar masyarakat dapat mengetahui berbagai hasil penelitian yang sudah dilakukan dan informasi yang memberdayakan mereka," katanya.
Gagasan membangun Majapahit Corner yang diberi nama Mandala Majapahit itu juga untuk mewadahi berbagai hasil kegiatan YAD di Trowulan, seperti Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) yang melibatkan empat universitas, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan Universitas Hasanuddin.
Selain di Trowulan, Mandala Majapahit juga akan dibangun di empat perguruan tinggi negeri tersebut. Tahun 2014 ini, pembangunan Mandala Majapahit diprioritaskan di Trowulan dan Universitas Gadjah Mada. (Baca juga: Ratusan Rumah Akan Jadi Kampung Majapahit)
ISHOMUDDIN
Terpopuler
Sebulan Hilang, Polisi Duga Wisnu Tjandra Sembunyi
SBY Berikan Beasiswa S2 ke Anak Tukang Becak
Keluarga Korban Penculikan Temui Pimpinan DPR
MA Hukum KPK Bayar Rp 100 Juta
Ujian SMP/MTs, 2.335 Siswa Tak Lulus
Kiai Targetkan 80 Persen Suara Jokowi di Sidoarjo
None Jakarta Dimakamkan di TPU Karet Bivak
Lima Provinsi yang Jeblok Ujian SMP/MTs