TEMPO.CO, Banyuwangi - Mantan Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Kelenteng Hoo Tong Bio, Bambang Witarsa, mengatakan menemukan sejumlah kejanggalan atas terbakarnya kelenteng tersebut pada Jumat, 13 Juni 2014. Menurut dia, sangat aneh kelenteng yang sudah berusia 230 tahun itu bisa terbakar karena alasan lilin jatuh. "Selama ini kami menggelar ibadah dengan lilin yang lebih banyak dan besar juga aman," kata Bambang, Senin, 16 Juni 2014.
Saat kebakaran terjadi, Bambang masih menjabat sebagai ketua. Dia baru demisioner pada Minggu malam, 15 Juni 2014. Menurut Bambang, umat Tri Dharma melakukan sembahyang terakhir pada Kamis malam, 12 Juni 2014. Setelah sembahyang, pengurus memastikan bahwa semua lilin dimatikan. Menurut Bambang, juru kunci kelenteng diserahkan kepada seorang perempuan bernama Mei Giok. Perempuan inilah yang membuka kelenteng pada pagi hari dan menyalakan lilin.
Menurut Bambang, indikasi kejanggalan karena ada dua ruangan lain yang terbakar, yakni kamar istirahat Mei Giok dan wisma inap untuk tamu. Padahal dua ruangan ini terpisah dari altar ibadah. "Saya menduga kebakaran ini ada unsur kesengajaan," katanya. (Baca: Penyebab Kelenteng Tua Terbakar Tunggu Labfor)
Kepada Tempo, Mei Giok tidak bisa memastikan penyebab kebakaran itu. Dia bercerita datang ke kelenteng pada Jumat, 13 Juni, sekitar pukul 05.30 WIB. Dia melakukan tugas rutinnya menyalakan lampu kambang dan lilin. "Saya tidak tahu tiba-tiba ada api di altar Dewa Tan Hu Cin Jin di bagian tengah," katanya.
Saat api membakar altar tengah, Mei Giok mengaku hanya bisa terbengong. Lalu dia melihat banyak orang yang masuk memadamkan api. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa," katanya. Mei Giok sendiri telah diperiksa di Polsek Banyuwangi.
Kebakaran hebat itu terjadi pada Jumat pagi, 13 Juni 2014, sekitar pukul 06.00. Petugas pemadam kebakaran yang terlambat datang membuat api melalap habis altar ibadah yang dibangun pada 1784 ini. Seluruh isi kelenteng, mulai 16 patung dewa-dewi, prasasti kuno, dan sarana peribadatan ludes terbakar. (Baca juga: Kelenteng Berusia 200 Tahun Habis Terbakar)
IKA NINGTYAS
Berita lainnya:
Massa JAT Akui Pukuli Slanker Solo
Putra Prabowo Mengaku Tak Pernah Dikritik Ayahnya
Jokowi Dianggap Terlalu Banyak Mengulang KJP-KJS