TEMPO.CO, Surakarta – Setelah peristiwa pemukulan oleh anggota Jemaah Ansharut Tauhid Surakarta terhadap penggemar grup musik Slank, Slanker, di area Car Free Day (CFD) pada Minggu, 15 Juni 2014, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo melarang kegiatan organisasi kemasyarakatan di CFD.
Hadi mengatakan area CFD sepanjang 4,3 kilometer dari pertigaan Purwosari sampai kawasan Gladag semestinya menjadi ajang warga kota menghirup udara segar. "Juga mendapatkan hiburan tanpa diganggu orang lain," katanya saat ditemui di Gelanggang Pemuda Bung Karno di Manahan, Surakarta, Senin, 16 Juni 2014.
Oleh karena itu, dia melarang adanya kegiatan seperti pembagian leaflet, kegiatan dari organisasi masyarakat, atau kegiatan yang berbau politik. "Biar masyarakat menikmati hiburan gratis tanpa diganggu promosi iklan, kegiatan ormas dan politik," ucapnya. (Baca:Massa JAT Akui Pukuli Slanker Solo)
Jika ada ormas atau partai politik yang hendak memanfaatkan lokasi CFD di Jalan Slamet Riyadi, dia mempersilakannya. Syaratnya, kegiatan itu dilakukan setelah CFD usai. "Kalau CFD usai, jalan itu jadi ruang publik. Siapa saja boleh memanfaatkan," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta Yosca Herman Soedrajad menegaskan kegiatan long march JAT saat CFD tidak berizin. Selain itu, dia menilai JAT tidak berhak melakukan pembubaran sebuah kegiatan, apalagi sampai ada pemukulan.
"CFD adalah sarana rekreasi bagi masyarakat. Tindakan membubarkan bahkan sampai pemukulan adalah tindakan tidak terpuji," ucapnya. Menurut dia, yang berhak membubarkan sebuah acara adalah Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kepolisian.
Meski demikian, dia mengaku tidak bisa melarang siapa pun untuk beraktivitas di CFD. Sebab, CFD adalah area publik. Dia hanya meminta CFD tidak digunakan sebagai tempat kegiatan berpolitik. (Baca:Kelompok Beratribut JAT Pukuli Slanker Solo)
Sebelumnya, terjadi insiden pemukulan yang dilakukan sekelompok anggota JAT terhadap Slanker yang tengah menggelar pentas musik di area CFD. Saat tengah pentas di depan halte Batik Solo Trans, rombongan JAT yang tengah long march di CFD meminta pentas musik itu dihentikan.
Tak cukup di situ, ada sebagian orang beratribut JAT memukuli seorang penggemar grup musik Slank, Khalilur Rahman. Pimpinan JAT Solo Muhammad Soleh Ibrahim menyatakan anggotanya spontan memukul karena ada Slanker yang minum minuman keras saat pentas.
"Saat kami ingatkan malah melawan. Mungkin itu memancing emosi anggota kami," ujarnya. Dia menyatakan siap bertanggung jawab karena sebelumnya sudah meminta anggotanya bersikap santun dan melarang berbuat anarkis. Di lain pihak, Khalilur Rahman membantah ada yang minum minuman keras saat pentas musik. Mereka mengaku hanya bermain musik untuk menyambut Piala Dunia 2014.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lainnya:
Debat Capres Akan Pengaruhi IHSG Hari Ini
Milisi ISIS Klaim Membunuh 1.700 Warga Irak
Gwyneth Paltrow Rujuk dengan Chris Martin