TEMPO.CO, Brebes - Hujan yang masih sering turun hingga Juni ini menyebabkan hasil panen petani bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menurun. “Dalam kondisi cuaca normal, satu hektare lahan bisa panen delapan sampai sepuluh ton bawang merah,” kata Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Ikhwan Arif, Selasa, 17 Juni 2014.
Akibat cuaca tak menentu, satu hektare lahan hanya menghasilkan sekitar enam ton bawang. Menurut Ikhwan, menyusutnya hasil panen bawang biasa terjadi tiap memasuki masa pancaroba, yakni dari musim hujan ke kemarau. “Tapi sekarang pergantian musimnya tidak jelas akibat pemanasan global,” ujar Ikhwan.
Menurut Ikhwan, masih banyak petani bawang di Brebes dan Tegal yang belum bisa memanen bawang. Selain diganggu hujan, pertumbuhan tanaman bawang juga terkendala oleh serangan hama ulat.
Data dari Stasiun Meteorologi Tegal menyebutkan cuaca di sebagian besar wilayah Pantai Utara Jawa Tengah diprakirakan berawan dan hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi. Prakiraan tersebut berlaku hingga Rabu, 18 Juni 2014.
Adapun kecepatan angin dari tenggara ke selatan dengan kecepatan 5-25 kilometer per jam mempengaruhi gelombang di Laut Jawa yang mencapai ketinggian dua meter. Tapi nelayan dari Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Ranito, 42 tahun, mengatakan gelombang laut tak menghentikan kegiatannya mencari ikan. “Belum membahayakan. Ombak hanya menggoyang kapal saja,” kata Ranito.
Dengan perahu sopek yang hanya memuat tujuh orang, Ranito masih tetap melaut. “Kebetulan sedang musim ikan,” ujarnya. Dalam sekali melaut, sejak pagi hingga sore, satu sopek di perairan Tegal bisa mendaratkan ikan 1-3,5 ton. “Kemarin hasil lelangnya sampai Rp 22 juta,” kata Ranito.
DINDA LEO LISTY