Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rakyat Armenia Tertarik Tenun Ikat Indonesia

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Pengunjung
Pengunjung "Windows to Indonesia 2014" yang digelar KBRI Kiev mencoba membatik dalam pameran di New Exhibition Complex "Yerevan EXPO", Armenia. Pameran tersebut berlangsung pada 13-15 Juni 2014. (Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Kiev – Warga Armenia tertarik pada tenun ikat Indonesia. Antusiasme tersebut tampak tidak hanya dalam proses pembuatan tenun ikat, tetapi juga pada stan-stan dalam pameran promosi terpadu “Windows to Indonesia 2014” (WTI 2014) di New Exhibition Complex “Yerevan EXPO”, Armenia, 13-15 Juni 2014.

“Setelah sukses menyelenggarakan WTI 2013 di Kiev, Ukraina, kali ini KBRI membawa Windows to Indonesia 2014 ke Yerevan, Armenia, untuk memberikan peluang dan akses langsung bagi pelaku usaha Armenia kepada produk barang dan jasa unggulan Indonesia,” kata Duta Besar RI untuk Ukraina, merangkap Georgia dan Republik Armenia, Niniek Kun Naryatie, dalam sambutan di acara pembukaan pameran yang pertama kalinya diselenggarakan di Yerevan tersebut.

Hadir  dalam acara itu Deputi Menteri Luar Negeri Republik Armenia, Sergey Manasaryan, Deputi Menteri Ekonomi Republik Armenia,Tigran Harutyunyan dan  Presiden Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Yerevan, Andranik Aleksanyan dan Direktur Eksekutif KADIN Armenia, Araik Vardanyan.  Serta para dutabBesar negara sahabat, pejabat Kementerian Armenia dan sahabat Indonesia di Armenia.

Deputi Menteri Ekonomi Harutyunyan mengharapkan pameran bisa meningkatkan perdagangan kedua negara yang saat ini baru mencapai US$ 28 juta.

Acara pembukaan WTI 2014 dimeriahkan dengan peragaan busana tenun ikat oleh penenun dan desainer Alfonsa Horeng dari Sentra Tenun Ikat Flores dan peragaan gaun-gaun modis dari Oemah Etnik serta tarian tradisional yang berjudul “Cendrawasih” dan “Pejuang”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah acara pembukaan, tamu dan pengunjung dapat mencicipi hidangan khas Indonesia, seperti nasi goreng, sate ayam, burger rendang, es campur, asinan, dan jajanan pasar. Selama pameran berlangsung, para pengunjung menyerbu berbagai kerajinan dan perhiasan etnis yang ada di stan-stan.  

Meski WTI 2014 adalah pameran tunggal pertama yang dilaksanakan KBRI Kyiv di Armenia, namun antusiasme pengunjung melampaui perkiraan. Lebih dari 850 pengunjung menunjukan ketertarikan dan “kehausan” masyarakat Armenia akan produk, kuliner, dan warisan budaya Indonesia.

WTI 2014 di Yerevan diikuti oleh sejumlah perusahaan terkemuka nasional, perusahaan kerajinan UMKM, serta para importir dan distributor Armenia yang selama ini telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia antara lain produk ban, filter mesin mobil, dan produk rotan.

NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mkhitaryan Mundur dari Timnas Armenia Setelah 6 Pemain AS Roma Positif COVID-19

11 November 2020

Penyerang AS Roma Henrikh Mkhitaryan (kiri) sedang berduel memperebutkan bola dalam pertandingan Liga Italia melawan Hellas Verona di Stadion Marc Antonio Bentegodi, Verona, Sabtu (19 September 2020). (/REUTERS/DANIELE MASCOLO)
Mkhitaryan Mundur dari Timnas Armenia Setelah 6 Pemain AS Roma Positif COVID-19

Penyerang AS Roma, Henrikh Mkhitaryan, mengundurkan diri dari timnas Armenia setelah enam rekan setimnya dinyatakan positif COVID-19.


Armenia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Suriah  

14 Februari 2017

Pejuang pemberontak bersiap menembakkan mortir ke arah pasukan Presiden Bashar al-Assad, di sekitar Armenia Kasab, Suriah (27/4) . REUTERS/Alaa Khweled
Armenia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Suriah  

Bantuan kemanusiaan Armenia itu merupakan yang kedua kalinya dikirim ke Suriah.


Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Siap Ekspor Kopi ke Armenia

1 November 2016

Ilustrasi biji kopi. TEMPO/HARIANDI HAFID
Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Siap Ekspor Kopi ke Armenia

Kedua negara juga menandatangani visa extension untuk pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas.


Pria Bersenjata Kuasai Kantor Polisi di Armenia  

18 Juli 2016

Barikade polisi menahan langkah ribuan demonstran di Yerevan, Armenia, 23 Juni 2015. Unjuk rasa menolak kenaikan harga listrik ini berakhir ricuh karena dibubarkan paksa oleh polisi. AP/Hrant Khachatryan
Pria Bersenjata Kuasai Kantor Polisi di Armenia  

Sejumlah pria bersenjata menguasai sebuah kantor polisi di ibu kota Armenia, Yerevan, serta menyandera beberapa orang.


Ke Monumen Genosida, Paus Serukan Armenia-Turki Rekonsiliasi  

26 Juni 2016

Paus Fransiskus saat mengunjungi monumen para korban genosida di Armenia. armenpress.an
Ke Monumen Genosida, Paus Serukan Armenia-Turki Rekonsiliasi  

Paus Fransiskus berkunjung ke monumen kenangan peristiwa genosida 1,5 juta warga Armenia oleh pasukan Kerajaan Ottoman. Ini doa dan harapannya.


Kasus Kematian Aktivis Lingkungan Meningkat Tajam  

15 April 2014

Sejumlah aktivis dari LSM Avaaz saling bergandengan tangan saat melakukan aksi di depan Kongres Nasional di Brasilia, Brasil (18/9). REUTERS/Ueslei Marcelino
Kasus Kematian Aktivis Lingkungan Meningkat Tajam  

Brasil menjadi negara dengan kasus kematian aktivis pembela sumber daya alam terbanyak, dengan 448 kasus sepanjang 2002-2013.


Kandidat Presiden Armenia Ditembak  

1 Februari 2013

Kandidat presiden Armenia, Paruir Airikian. wikipedia.org
Kandidat Presiden Armenia Ditembak  

Kasus ini dapat menghambat pemilu presiden Armenia yang akan digelar 18 Februari 2013 mendatang.


Carter: Blair Terlalu Patuh pada Amerika

27 Agustus 2006

Carter: Blair Terlalu Patuh pada Amerika

Bekas presiden Amerika Serikat Jimmy Carter mengkritik keras Perdana Menteri Inggris yang dinilainya terlalu patuh dan tunduk pada pemerintahan Presiden George W. Bush di Washington.