TEMPO.CO, Mpeketoni - Puluhan ekstremis dari Somalia menyerang sebuah Mpeketoni, kota tepi laut di Kenya, saat warga sedang nonton bersama Piala Dunia, Ahad malam, 15 Juni 2014. Mereka tak segan membunuh warga yang tidak bisa menjawab pertanyaan tentang Islam dan yang tidak mengerti bahasa Somalia. Setidaknya 48 orang tewas dan dua hotel dibakar sejak aksi penyerangan yang terjadi selama berjam-jam itu. (Baca: Tak Lolos Piala Dunia, Tim Kenya Tetap ke Brasil)
Para saksi menjelaskan penyerangan berlangsung hingga Senin pagi. Tidak banyak perlawanan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Kenya yang datang ke lokasi. Mobil dan bangunan juga masih terbakar hingga fajar.
"Mereka datang ke rumah kami sekitar pukul 20.00 dan bertanya dengan bahasa Swahili, apakah kami muslim atau bukan. Mereka memberikan tes agama. Suami saya ditembak kepala dan dadanya di depan saya karena ia Kristen," kata Anne Gathigi.
Dikutip dari Mashable, Senin, 16 Juni 2014, pihak berwenang menyalahkan Al-Shabab, kelompok terorisme yang terkait dengan Al-Qaeda, setelah sebelumnya mereka menyuarakan sumpah akan meneror untuk membalas kehadiran militer Kenya di Somalia. (Baca: Serangan Udara Kenya, 30 Gerilyawan Al-Shabaab Tewas)
Kementerian Dalam Negeri menyatakan, pada Ahad sekitar pukul 20.00, dua minivan masuk ke kota. Militan turun dan mulai menembaki warga.
Pada Oktober 2011, Al-Shabab juga menyerang pusat kota Kenya, Nairobi. Setidaknya 67 orang tewas dalam serangan itu karena mereka orang Kristen dan tidak bisa menjawab pertanyaan tentang agama Islam.
RINDU P. HESTYA | MASHABLE
Berita Lain:
100 Hari Hilang, Ini 13 Teori Lenyapnya MH370
Ikuti Pemilu, Jari 11 Warga Afganistan Dipotong
Pesawat Militer Ukraina Ditembak Jatuh, 49 Tewas