TEMPO.CO, Kairo - Presiden Mesir terpilih Abdel Fattah el-Sisi melantik kabinet baru di Istana kepresidenan Kairo, kemarin. Kabinet terdiri atas 34 menteri, termasuk empat wanita dan beberapa teknokrat, dipimpin oleh Perdana Menteri Ibrahim Mehleb, yang telah menjabat selama lima bulan terakhir. Selain itu ada 13 wajah-wajah baru.
Mehleb adalah orang kedua yang mengisi posisi Perdana Menteri sejak El-Sisi menggulingkan, Mohammed Morsi, Juli lalu menyusul aksi protes besar-besaran melawan pemimpin Islam dan kelompok Ikhwanul Muslimin.
Dia menegaskan pentingnya untuk bertindak cepat dan menjanjikan pemerintahan yang enerjetik, fokus dan lebih terkoordinasi. “Tidak ada waktu untuk istirahat,” kata Mehleb seperti dikutip surat kabar Al Masry Al-Youm.
“Kami akan mulai bekerja pagi-pagi sekali dengan rencana yang ketat dan teknik baru yang mengikat semua menteri untuk bekerja sama,” tambah dia.
Nabil Fahmy, menteri luar negeri, digantikan oleh mantan duta besar Mesir untuk Amerika Serikat, Sameh Shoukri. Bankir Ashraf Salman ditunjuk menjadi Menteri Investasi dan akademisi Naglaa El Ahwany ditunjuk sebagai menteri kerja sama internasional. Sedangkan posisi menteri dalam negeri, pertahanan dan keuangan masih dipertahankan dari pemerintahan sebelumnya.
Dua Kementerian dihapus yakni Kementerian Informasi dan Kementerian Pembangunan Administrasi. Kementrian Informasi akan digantikan lembaga independen yang mengatur media dan pers. Parlemen baru Mesir, yang akan dipilih dalam beberapa bulan ke depan, memiliki mandat untuk membuat undang-undang baru yang mengatur lembaga tersebut
El-Sisi, mantan Panglima dan Menteri Pertahanan yang dilantik sebagai presiden awal Juni menyusul kemenangan telak bulan lalu berjanji memprioritaskan keamanan dan memulihkan ekonomi sebagai agenda utama.
Perekonomian Mesir diperkirakan tumbuh hanya 3,2 persen pada tahun fiscal yang dimulai 1 Juli, jauh di bawah level yang diperlukan untuk menyediakan tenaga kerja bagi 86 juta rakyat nya. Pemerintah juga harus mengatasi warisan korupsi dan suap, serta sistem subsidi, yang membebani anggaran hampir US$ 19 miliar per tahun.
Kabinet langsung bersidang tak lama setelah pelantikan. Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim mengatakan pembahasan sidang kabinet pertama difokuskan pada masalah keamanan. El Sisi juga menyatakan tidak memberi toleransi bagi mereka yang melawan pemerintah dan warga Mesir – merujuk pada para pendukung Morsi.
REUTERS | AL JAZEERA | NEWS24 | NATALIA SANTI