TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Taman Monumen Nasional, Jakarta Pusat, hari ini, masih nekat berjualan meski pada Senin, 16 Juni 2014, ditertibkan. "Mau gimana lagi, masa enggak dagang," ujar Rohayati, 38 tahun, pedagang minuman saat ditemui Tempo di Monas, Selasa, 17 Juni 2014.
Menurut Rohayati, penertiban PKL yang dilakukan kemarin mengganggu kegiatan dagang mereka. "Mereka cuma bisa ngusir, terus kami mau makan apa," ujarnya. Menurut Rohayati, seharusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memindahkan para PKL Monas ketika sudah ada tempat khusus untuk berdagang. "Tapi mau gimana lagi mereka yang punya hak di Monas," kata Rohayati.
Berbeda dengan Anang, 46 tahun, penjual koran keliling di Monas yang mengatakan setuju adanya penertiban PKL di Monas. "Biar Monas enggak tambah jorok," ujarnya. Akan tetapi, menurut Anang, seharusnya saat terjadi penertiban, petugas memberitahukan seperti apa langkah ke depan dari Pemprov DKI Jakarta kepada para PKL Monas. "Soalnya beritanya simpang-siur," kata Anang.
Ada yang mengatakan akan dibangun tempat khusus untuk PKL Monas tapi ada juga yang mengatakan tidak boleh sama sekali dagang di Monas. "Nah, PKL takut yang enggak boleh dagang lagi itu," ujarnya. "Mau makan apa kalau tidak boleh dagang lagi, cari tempat dagang kan susah," katanya.
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja hari ini masih tampak berjaga-jaga di dalam kawasan Monas. Melihat petugas itu seorang pedagang langsung menyembunyikan barang dagangannya. "Sebentar mau sembunyi dulu," kata Nurhayati, 42 tahun, seorang pedagang di sana. Dia pun buru-buru ke luar Taman Monas. Dia mengaku hanya membawa sedikit barang dagangan agar mudah kabur jika ada petugas.
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler:
PRJ Monas, Ahok: Pedagang Berengsek Luar Biasa
Sudi: Istana Tak Terlibat Penerbitan Obor Rakyat
Pasang Gambar Gus Dur, Tim Prabowo Diminta Izin
Suap Akil, Wali Kota Palembang dan Istri Tersangka
Penculikan Aktivis, Prabowo Masih Berutang