TEMPO.CO, Jember - Calon wakil presiden Jusuf Kalla menemui ratusan petani tebu di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa, 17 Juni 2014. Dia berdialog dengan para petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).
Dalam dialog dengan para petani itu, JK, sapaan akrab Kalla, mengatakan ada tiga hal pokok yang harus segera ditangani pemerintah dalam kaitan dengan masalah tebu dan gula. "Peningkatan produktivitas, perbaikan pabrik gula, dan pengaturan manajemen pemasaran dan tata niaga," katanya.
Peningkatan produktivitas, kata JK, mesti dimulai dengan penyediaan bibit berkualitas, pengaturan irigasi, dan penyediaan pupuk yang baik untuk petani. Di sisi lain, kata dia, peralatan-peralatan pabrik gula juga harus diperbaiki dan manajemen harus ditata agar sesuai dengan perkembangan teknologi.
Sedangkan dalam soal manajemen tata niaga gula, kata dia, pemerintah harus hadir dengan cara membuat kebijakan yang tidak merugikan petani, seperti menghentikan atau setidaknya mengurangi impor gula. "Negara-negara lain seperti India dan Thailand bisa, masak kita yang kaya tidak bisa," katanya.
Dalam dialog itu, JK juga mendapat pengaduan dari sejumlah petani tebu. Ibu Supi'ah, misalnya. Ia mengaku saat ini menjadi petani tebu sangatlah sulit. Pasalnya, modal tanam dan pendapatan yang diterima selama sebelas bulan menanam tebu semakin minim. "Pendapatan tebu seluas 1,5 hektare sekitar Rp 20 juta, sewa lahan per hektare Rp 17 juta. Belum termasuk ongkos tenaga kerja dan pupuk yang mahal dan langka," katanya sambil terisak.
Edi Sukamto, petani tebu lain, juga mengeluhkan hal serupa. Setidaknya, dalam tiga tahun terakhir, kata dia, petani tebu kesulitan mendapat bibit berkualitas, pupuk yang murah, serta pendapatan hasil panen yang cukup. "Kami sangat berharap kesungguhan Bapak JK mengatasi masalah petani tebu dan petani lainnya," katanya.
Menanggapi keluhan tersebut, JK berjanji, bila memenangi pemilu, Jokowi dan dia akan meningkatkan subsidi untuk petani. "Subsidi bagi orang yang punya mobil harus digeser menjadi subsidi bagi petani dan subsidi infrastruktur," katanya. (Baca: Strategi Jokowi Dongkrak Suara di Pantura Jawa)
MAHBUB DJUNAIDY
Terpopuler