TEMPO.CO, Albuquerque - Dinosaurus diyakini memiliki mekanisme fisiologi tubuh yang tak lazim. Hewan purba yang telah punah dari muka bumi ini ada kemungkinan tidak berdarah dingin seperti reptil modern ataupun berdarah panas seperti mamalia dan burung.
Binatang yang telah mendominasi Bumi selama 135 juta tahun itu diyakini punya mekanisme khusus di antara darah panas dan dingin. Menurut para ilmuwan, proses fisiologis ini sangat langka.
"Dinosaurus tidak cocok dengan mekanisme berdarah panas ataupun dingin. Mereka mengembangkan jalan tengah," kata John Grady, pakar ekologi teoretis dari University of New Mexico, Amerika Serikat.
Reptil modern seperti kadal, ular, dan kura-kura merupakan hewan berdarah dingin atau ektotermik. Suhu tubuh mereka bergantung pada temperatur lingkungan. Burung dan mamalia, termasuk manusia, di sisi lain, berdarah panas atau endotermik. Ini berarti mereka mengontrol suhu tubuh mereka sendiri.
"Mamalia dan burung berusaha untuk menjaga suhu tubuh di kisaran angka yang aman. Pada manusia sekitar 37 derajat Celsius," ujar Grady seperti ditulis Livescience, Senin, 16 Juni 2014. (Baca:Dinosaurus Ternyata Berdarah Panas)
Dinosaurus, dalam ilmu tentang kekerabatan atau sistematika, diklasifikasikan sebagai reptil. Karena itu, para ilmuwan selama bertahun-tahun berpikir dinosaurus termasuk hewan berdarah dingin dengan metabolisme tubuh yang lambat.