TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kapal tongkang yang mengangkut tenaga kerja asal Indonesia dikabarkan karam di perairan Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Malaysia, Rabu dinihari, 18 Juni 2014. Para petugas maritim setempat menjelaskan, sejauh ini sembilan orang diketahui meninggal dan 27 lainnya hilang. (Baca: Kapal TKI Karam di Malaysia, Puluhan Orang Hilang)
Mereka mengatakan para penumpang kebanyakan adalah pekerja imigran ilegal yang ingin pulang ke Provinsi Aceh untuk menyambut bulan puasa. Sebanyak 60 orang yang berhasil diselamatkan ditahan karena melanggar Undang-Undang Imigrasi.
Baca Juga:
Dikutip dari BBC News, Jumat, 19 Juni 2014, kapal itu diperkirakan karam karena kelebihan muatan. Kapasitas maksimum kapal itu harusnya 50 orang, tapi, menurut data yang diterima petugas, ada 97 orang yang naik kapal itu.
"Ombak dan angin kencang membuat operasi penyelamatan sulit dilakukan. Tapi kami akan terus melakukan pencarian," kata Agensi Maritim Malaysia Mohamad Hambali Yaakup.
Yaakup menjelaskan, kapal itu tenggelam tidak jauh dari pantai. Jadi, keluarga korban masih berharap masih ada yang bisa diselamatkan atau paling tidak mereka bisa berenang ke tepian.
Baca Juga:
Menurut pengakuan saksi, kapal sempat mengalami kebocoran sebelum tenggelam. Dari hasil penyelidikan, ada kemungkinan kapal ini juga menabrak sebuah obyek sehingga menyebabkan kebocoran tersebut.
Sejauh ini, petugas maritim yang dibantu oleh tim penyelam dikerahkan untuk melakukan pencarian hingga ke dasar laut. Pihak berwenang juga masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menggali informasi lain.
RINDU P HESTYA | BBC NEWS
Berita Lain:
Berjemur Telanjang, Wanita Ini Sebabkan Kemacetan
Bayi Merokok di Cina Undang Kemarahan Global
Prangko Langka Terjual Seharga Rp 113,8 Miliar