TEMPO.CO , Yogyakarta:Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Harsoyo memprotes keras aksi belasan simpatisan PDIP yang memakan korban satu mahasiswa dan seorang karyawan Fakultas Hukum UII. Menurut dia aksi kekerasan yang berlangsung seusai acara kampanye PDIP di Stadion Mandala Krida, pada Selasa, 17 Juni 2014, itu harus mendapatkan penindakan hukum tegas dari polisi. "UII menyesalkan peristiwa ini," kata dia dalam siaran persnya pada Rabu, 17 Juni 2014.
Harsoyo sudah meminta Lembaga Konsultasi dan bantuan Hukum (LKBH) UII untuk segera mengadvokasi korban. Laporan mengenai peristiwa ini dan hasil pemeriksaan visum kepada korban juga telah dikirim ke pihak kepolisian. "Ini kriminal murni, polisi pasti bisa menuntaskannya dalam waktu cepat," ujar Harsoyo. "Identitas pelaku kekerasan juga sudah diketahui."
LKBH UII juga akan melayangkan nota protes resmi ke Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Kota Yogyakarta, Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP DIY dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP. Nota protes juga akan dilayangkan kepada Tim sukses pasangan calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. "Kami juga kirim laporannya ke Bawaslu DIY," kata dia.
Agung Wijaya, kuasa hukum dari LKBH UII yang mendampingi korban mengatakan, kedua korban sudah keluar dari rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan pada Selasa malam kemarin. "Keduanya luka memar-memar," kata Agung kepada Tempo.
Menurut Agung, dua korban itu adalah mahasiswa Fakultas Hukum UII angkatan 2010 bernama Sultan Akbar. Satu korban lainnya, Ahmad Nurdin, merupakan karyawan Fakultas Hukum UII. Keduanya dipukuli oleh massa simpatisan PDIP di jalan depan kompleks kampus FH UII pada Selasa siang, 17 Juni 2014 pukul 11.30 WIB.
Semula, kata Agung, Sultan hanya ingin melihat keributan di depan kampus Modern School of Design (MSD) yang berada di samping gedung kampus Fakultas Hukum UII. Di sana, Sultan melihat seseorang sedang dikeroyok oleh belasan simpatisan PDIP yang kebetulan berkonvoi dengan sepeda motor melewati Jalan Taman Siswa. "Sultan lalu memotret kejadian itu dengan ponselnya," kata dia.
Sejumlah massa yang semua memakai atribut PDIP merasa tidak senang dengan tindakan Sultan. Mereka lalu mengejar mahasiswa angkatan 2010 itu dan memukulinya. Sultan sempat lari ke sebuah warung makan di seberang jalan depan kampus MSD, tapi massa terus mengejarnya. "Sultan dipukuli di warung itu, dia dipukuli dengan kayu," kata Agung.
Akibatnya, Sultan mengalami luka lebam di bagian kaki, tangan dan benjol di kepala bagian belakang. Menurut Agung, luka yang dialami Sultan masih kategori ringan. "Tapi, dia belum bisa menggerakkan salah satu tangannya," kata Agung.
Korban lainnya, Ahmad menjadi sasaran pemukulan di sekitar lokasi pemukulan Sultan. Sebabnya sebenarnya sepele, Ahmad terlihat sedang berbicara lewat telepon saat melihat keributan ketika Sultan dikeroyok.
Menurut Agung, berdasar pengakuan Ahmad, sebelum dia dikejar oleh massa, satu simpatisan PDIP berkata, "Ada yang telepon." Akibat pengeroyokan belasan simpatisan PDIP itu, Ahmad mengalami luka lebam di tubuh dan mata kanan.
Agung mengatakan sudah mengirim laporan dan hasil visum ke Kepolisian Resort Kota Yogyakarta pada Rabu, 17 Juni 2014. Laporan serupa juga dikirim ke Bawaslu DIY di hari yang sama. "Kami minta penyelenggara kampanye diberi sanksi," kata dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita lainnya:
Prabowo Suka Es Krim, Jokowi Pecinta Tempe
Film How to Train Your Dragon 2, Terbang Tinggi
Lagu-lagu Adele Bakal Lenyap dari YouTube?