TEMPO.CO, Canberra - Parasetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang paling umum di setiap lemari obat. Namun di Australia, parasetamol meracuni 8.000 orang setahun.
Lebih dari 150 pasien tiap dirawat di rumah sakit akibat keracunan parasetamol. Para ahli kesehatan mulai mengkhawatirkan angkanya yang terus meningkat.
Sebuah studi baru menemukan parasetamol sekarang bertanggung jawab untuk satu dari lima kasus keracunan di unit gawat darurat rumah sakit di seluruh Australia. Pakar kesehatan di Monash University, Profesor Andis Graudins, memperingatkan penggunaan parasetamol untuk mengontrol arthritis menempatkan pasien pada risiko yang lebih besar dari overdosis.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Emergency Medicine Australia, Profesor Graudins mengatakan sangat penting bagi dokter untuk menguji ulang pasien empat jam setelah tes pertama, untuk melihat apakah konsentrasi parasetamol telah meningkat.
Masalah lainnya, saat ini jenis-jenis parasetamol tersedia dalam kemasan yang sangat besar antara 96-100 pil. Dia meminta pemerintah untuk mempertimbangkan membatasi ukuran paket untuk membantu mengatasi masalah ini. "Walaupun, membatasi ukuran paket juga tidak akan mengurangi overdosis, hanya mungkin mengurangi keparahannya," katanya.
Tahun lalu, otoritas pengawasan obat-obatan Australia melarang supermarket menjual paket besar obat penghilang rasa sakit. Paket yang berisi lebih dari 21 tablet parasetamol sekarang hanya tersedia di apotek.
Kebanyakan orang yang overdosis parasetamol cenderung datang ke bagian gawat darurat rumah sakit dalam waktu empat sampai lima jam, katanya. Jika tak diberi penangkal parasetamol dalam waktu delapan jam setelah overdosis, pasien berisiko mengalami gagal hati. Kematian dari overdosis parasetamol bisa memakan waktu hingga lima hari dan berisiko merusak hati dan ginjal.
COURIERMAIL.COM.AU | INDAH P.