TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik Restoran Sixteen8 di Jalan Ki Mangunsarkoro, Semarang, Agus Susanto, membantah terjadinya pengusiran pengusaha yang akan bertemu dengan calon presiden Joko Widodo pada Kamis malam lalu. Menurut dia, para pengusaha yang sempat hadir untuk makan malam di restorannya salah persepsi.
"Dikira acaranya di restoran, padahal di gedung Patrajasa," ujar Agus ketika dihubungi Tempo, Jumat, 20 Juni 2014.
Agus menjelaskan tanah yang ditempati restorannya berstatus milik negara. Menurut dia, status tersebut memberi batasan ihwal kegiatan yang bisa dilakukan di restoran dengan kuliner khas Tionghoa itu. Pertemuan politik, katanya, termasuk salah satu kegiatan yang dilarang.
Agus membantah pelarangan pertemuan itu berasal dari pihak lain. Informasi yang beredar menyebutkan ada perintah penghentian pertemuan dari Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut. "Tidak, tidak. Itu kan kami sewa di tempat asetnya negara. Bukan soal begitu dan kita tidak begitu. Mana bisa TNI begitu. Kan, harus netral dalam politik," ujar Agus.
Agus mengaku tak mencatat nama-nama tamu undangan dan pengusaha yang sempat hadir dan makan malam di restorannya. Dia beralasan tak pernah mencatat peserta yang memesan memesan restorannya untuk lokasi pertemuan. (Baca juga: Puan: Obor Rakyat Tak Gerus Elektabilitas Jokowi)
Sebelumnya, anggota tim sukses Jokowi-JK, Maria Mangesti, mengatakan terjadi pembatalan pertemuan antara Jokowi dan sejumlah pengusaha. Alasan pemindahan lokasi acara itu atas permintaan pengelola gedung. ”Pengelola tidak membolehkan menggelar acara Jokowi di tempat itu. Sebab, lokasi itu milik TNI Angkatan Laut,” kata Maria saat dihubungi, Kamis malam. (Baca: Tim Jokowi: Kami Diusir dari Wilayah TNI AL)
NURUL MAHMUDAH
Terpopuler
KPK Berencana Tempuh Jalur Hukum Soal Transkrip
Gang Dolly dan Tragedi Berdarah Sumiarsih
Tolak Fitnah, Banyu Biru Sebar Tabloid Jokowi-JK