TEMPO.CO, Solo -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan kembali menawarkan gelar doktor kehormatan kepada calon presiden Joko Widodo. Gelar kehormatan itu akan disematkan bila Jokowi menang dalam pemilihan presiden.
Menurut Rektor UMS Bambang Setiaji, pemberian gelar doktor kehormatan tersebut sebenarnya telah ditawarkan sejak Oktober tahun lalu. Kampusnya memberikan tawaran itu saat Jokowi menghadiri acara dies natalis ke-55 universitas tersebut. "Namun, pada saat itu Jokowi belum bersedia menerima," kata Bambang, Jumat, 20 Juni 2014.
Menurut dia, Senat Akademik UMS menilai Jokowi merupakan sosok yang berhasil menerapkan sejumlah program kerakyatan. Sejumlah program yang dijalankan saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta bisa dinikmati oleh masyarakat, termasuk oleh kalangan tidak mampu. "Terutama program yang terkait dengan kesehatan dan pendidikan," katanya. (Baca: Jokowi Disambut Meriah di Tanwir Muhammadiyah)
Meski pernah ditolak, Bambang menyebut bahwa UMS tidak merasa kecewa. "Kami akan menawarkan kembali gelar tersebut," katanya. Hanya saja, pihaknya akan menunggu hingga proses pemilihan umum presiden usai. "Gelar akan diberikan jika Jokowi berhasil menjadi presiden," kata Bambang.
Jokowi mengakui bahwa dia pernah menolak pemberian gelar doktor kehormatan itu. Alasannya, dia merasa belum pantas menerimanya. Meski demikian, dia berjanji tidak akan menolak lagi pemberian gelar doktor honoris causa tersebut. "Itu nanti dibicarakan lagi kalau saya sudah jadi presiden," kata Jokowi. (Baca: Syafii Maarif: Jokowi Kerempeng tapi Otak Besar)
AHMAD RAFIQ
Berita Terpopuler:
KPK Berencana Tempuh Jalur Hukum Soal Transkrip
Gang Dolly dan Tragedi Berdarah Sumiarsih
Tolak Fitnah, Banyu Biru Sebar Tabloid Jokowi-JK
Kolom Agama di KTP, Pengamat Sepakat Musdah Mulia