TEMPO.CO, Jakarta - Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, Arfiand Caesary Alirhami, 16 tahun, meninggal saat hendak menjalani operasi infeksi di bagian perut di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, pada Jumat siang, 20 Juni 2014.
Siswa kelas XI IPA A itu diduga mengalami penganiayaan saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pencinta alam Sabawarna di Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat, selama delapan hari terhitung sejak Kamis, 12 Juni 2014. Sebab, sepulang dari kegiatan itu, Arfiand langsung dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka dan sakit di bagian perut.
Keluarga Arfiand yang curiga atas kematian anak pertama dari dua bersaudara itu langsung melaporkan dugaan penganiayaan kepada Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan.
“Sudah dilaporkan ke kami dan masih dalam proses penyelidikan,” kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat kepada Tempo, Sabtu, 21 Juni 2014. (Baca juga: Kasus Renggo, Kakak Kelas Jadi Tersangka)
Wahyu menuturkan keluarga membuat laporan dengan dugaan penganiayaan dan pengeroyokan hingga meninggal dunia. Pelaporan itu berdasarkan pada kejanggalan yang dikatakan dokter kepada keluarga korban.
“Kejanggalannya itu apa, ini masih kami cari tahu dan selidiki, sambil menunggu hasil visum dan otopsi korban,” ujarnya.
Saat ini, tutur Wahyu, sudah ada empat saksi yang telah diperiksa untuk mengungkap kasus ini. Keempat saksi yakni dua siswa dan dua guru yang ikut dalam kegiatan pencinta alam tersebut. “Pemeriksaan masih kepada peserta dan guru yang ikut dalam kegiatan itu. Pemeriksaan belum melebar ke pihak sekolah.” (Baca juga: Begini, Kronologi Penganiayaan STIP Marunda)
AFRILIA SURYANIS
Berita Lain
BPK Temukan Potensi Kerugian DKI Rp 1,54 Triliun
Intuisi Indigo Ungkap Kelemahan Prabowo. Apa itu?
Temuan BPK, Ahok: Ada Pencairan ke Rekening Pejabat
Usai Diberedel, Keluarga Prabowo Ingin Beli Tempo