TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan belum akan menurunkan anggotanya untuk mengatasi kebakaran lahan Gambut di Riau. Meski spot kebakaran semakin bertambah.
"Pemerintah Provinsi Riau kami anggap masih sangat mampu untuk mengatasi ini. Apalagi tenaga kita di pusat terbatas 400 orang. Masak, sih, harus urusi Riau sepanjang tahun," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, saat dihubungi Tempo, 21 Juni 2014. (Baca: Satelit Pantau 250 Hotspot, Riau Kembali Terancam)
Berdasarkan pantauan satelit Terra-Aqua, jumlah hotspot di Riau pada Sabtu hari ini berjumlah 250 titik. Jumlah ini bertambah dibandingkan sehari sebelumnya, Jumat, 20 Juni 2014, yang hanya 80 titik. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah karena cuaca kering masih melanda wilayah Riau.
Sejak 4 April 2014 lalu, tanggung jawab pengendalian kebakaran lahan gambut memang sudah diserahkan kepada Gubernur Riau. Namun, meski sudah diserahkan kepada Gubernur, BNPB tetap mendampingi Pemda Riau dengan melakukan operasi modifikasi cuaca dan menempatkan tiga helikopter water bombing hingga hari ini.
Menurut Sutopo, kasus kebakaran di Riau ini tergolong aneh. Pasalnya, hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan di Riau. Dia membandingkan dengan Sumatera Utara, Jambi, atau Sumatera Selatan.
"Sama-sama punya lahan gambut, iklim dan cuaca juga sama, tapi kenapa selalu Riau yang terbakar," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan, kebakaran hutan di Riau lebih banyak diakibatkan pembiaran oleh Pemerintah Provinsi Riau dan aparat penegak hukum di sana.
"Kalau mau serius, tegakkan hukum. Pembakar hutan itu sebenarnya takut dengan aparat hukum," ujarnya.
Berdasarkan data BNPB, dampak kebakaran lahan gambut di Riau selalu besar. Sebagai ilustrasi, kebakaran lahan gambut di Riau selama 26 Februari hingga 4 April 2014 lalu menyebabkan kerugian ekonomi mencapai Rp 20 triliun. Belum lagi sekitar 2,3 hektare cagar biosfer terbakar, 58 ribu orang terserang ISPA, dan sekolah-sekolah sampai harus diliburkan.
AMIR TEJO
Berita Lain
Intuisi Indigo Ungkap Kelemahan Prabowo. Apa itu?
Usai Diberedel, Keluarga Prabowo Ingin Beli Tempo
Goenawan Mohamad: Kita Takut Orde Baru Lahir Lagi