TEMPO.CO, Surabaya - Terminal Teluk Lamong ditargetkan mulai beroperasi pada September 2014. Pada tahun pertama pengoperasiannya, Teluk Lamong disebut bakal memiliki kapasitas yang sangat besar, yakni mencapai 1,5 juta TEUs.
"Orang-orang Jakarta akan melihat. Kalau di Tanjung Priok macet, kenapa tidak ke sini?" kata Presiden Direktur PT Terminal Teluk Lamong Prasetyadi di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Ahad, 22 Juni 2014.
Prasetyadi memperkirakan pembangunan Teluk Lamong tahap pertama yang menyedot biaya sekitar Rp 3,5 triliun sudah hampir kelar. Tinggal pemasangan listrik dan perangkat pelengkap lainnya. "Juli sudah bisa soft launching," kata Prasetyadi.
Teluk Lamong, kata Prasetyadi, diklaim sebagai pelabuhan hemat energi pertama di Indonesia. Seluruh pengoperasian alat-alat dan listrik tak menggunakan bahan bakar minyak, melainkan gas.
Prasetyadi juga mengklaim Teluk Lamong akan menjadi pelabuhan paling modern di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Sebab, Teluk Lamong akan memakai auto stacking crane (ASC) yang mampu mempercepat aktivitas bongkar-muat peti kemas.
Dengan begitu, Teluk Lamong bakal terdorong menjadi spesialis kapal-kapal besar berukuran 14.000 TEUs. Pengoperasian semua alat pelabuhan, kata Prasetyadi, juga menggunakan teknologi tinggi sehingga memangkas beban operator di lapangan. "Bulan depan satu lagi ASC akan datang.”