TEMPO.CO, Surabaya - Seiring dengan target mengoperasikan Teluk Lamong per September tahun ini, para pengusaha berharap akses ke Pelabuhan Tanjung Perak dapat digenjot. "Bongkar-muat yang cepat di pelabuhan tidak ada artinya kalau di belakang (akses ke pelabuhan) lambat," kata Presiden Direktur PT Terminal Teluk Lamong Prasetyadi di kantornya, Surabaya, Ahad, 22 Juni 2014.
Menurut Prasetyadi, salah satu akses ke pelabuhan yang pembangunannya akan dipercepat pada tahun ini adalah jalan layang yang menghubungkan pintu masuk pelabuhan dengan beberapa jalan di sekitar pelabuhan seperti Jalan Oso Wilangon, jalan-jalan dari lingkar luar Surabaya, dan jalan tol dari Gresik dan Surabaya. "Fly over delapan bulan ini jadi," tuturnya.
Sedangkan ihwal akses kereta, Kementerian Perhubungan telah menjanjikan pembangunan akses rel dari Stasiun Kandangan ke Depo Romokalisari di Teluk Lamong pada Desember nanti .
Adapun untuk melengkapi akses yang menghubungkan jalan tol dari dan ke Surabaya dan Gresik, lingkar luar Surabaya, dan rel lintas utara Jawa, akan dibangun jalur monorel dari Teluk Lamong ke Pelabuhan Tanjung Perak. "Dari Teluk Lamong ke Tanjung Perak akan melewati lima depo. Multimodalah pokoknya," kata Prasetyadi.
Menurut dia, Teluk Lamong memang sengaja dibangun untuk menekan kepadatan yang terjadi di Tanjung Perak. Untuk pelayaran domestik Tanjung Perak, setiap kapal disebut perlu menunggu 2 hari sampai bisa mengangkut peti kemas.
Sedangkan pada tahun pertama pengoperasian Teluk Lamong, kata Prasetyadi, kapasitas terminal ini bisa mencapai 1,5 juta TEUs. Pada tahap pertama, 1.000 meter dermaga domestik dan 500 meter dermaga internasional Teluk Lamong sudah siap beroperasi pada September 2014.
KHAIRUL ANAM
Berita terpopuler:
Pengunjung Harapkan Enam Kali Midnight Sale Setahun
Libur Sekolah, Taman Rekreasi Banjir Pengunjung
Naiknya Harga Minyak Diprediksi Hingga Akhir Tahun
Organda Meragukan Pantura Rampung Akhir Juni