TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengaku industri otomotif dalam negeri hingga saat ini masih kalah bersaing dengan Thailand. Bila dilihat dari sisi produksi ataupun penjualan, industri otomotif nasional menduduki peringkat kedua setelah Thailand di kawasan regional.
"Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi peluang bagi industri dalam negeri untuk berkembang," kata Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat saat membuka Seminar Prospek Industri Otomotif Nasional, Senin, 23 Juni 2014.
Hidayat mengatakan, hingga tahun lalu, kemampuan produksi otomotif nasional hanya sebesar 1,2 juta unit. Sedangkan Thailand telah mencapai produksi sekitar 2,5 juta unit per tahun. (Baca: Dahsyat, Sejak Januari Sudah 20 Mobil Diluncurkan)
Adapun jumlah industri komponen di Indonesia telah mencapai 1.500 perusahaan. Angka ini masih lebih kecil ketimbang jumlah industri komponen di Thailand yang mempunyai sekitar 2.200 perusahaan.
Namun Hidayat optimistis produksi kendaraan bermotor dalam negeri mampu mengejar Thailand. Sebab, sepanjang dua tahun terakhir, nilai investasi otomotif yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 6,5 miliar. "Kapasitas terpasang produksi otomotif nasional kini telah mencapai 2 juta unit per tahun." (Baca: Ekspor Mobil Meningkat, Impor Menurun)
Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Jongkie D. Sugiarto mengatakan industri otomotif domestik hingga akhir kuartal I 2014 menunjukkan tren yang positif. “Memang ada kenaikan sedikit dibanding tahun lalu, kira-kira sekitar tujuh persen untuk empat bulan pertama. Semoga di akhir tahun nanti minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Namun ia memprediksi, hingga Juli 2014 akan terjadi penurunan penjualan untuk sementara. Salah satu penyebab utamanya akni datangnya bulan puasa dan Idul Fitri. “Karena pada puasa dan Lebaran nanti kerja efektif hanya dua minggu," ucap Jongkie.
Jongkie menjelaskan, kerja efektif industri otomotif yang hanya dua pekan itu didasarkan pada perhitungan hari libur para pekerja yang cukup panjang dan penutupan jalur Pantura ataupun pelabuhan untuk kegiatan pengiriman barang. Pasalnya, saat itu pemerintah tengah memprioritaskan kelancaran arus mudik.
AYU PRIMA SANDI | RIDHO JUN PRASETYO
Berita terpopuler:
Pengunjung Harapkan Enam Kali Midnight Sale Setahun
Libur Sekolah, Taman Rekreasi Banjir Pengunjung
Naiknya Harga Minyak Diprediksi Hingga Akhir Tahun
Organda Meragukan Pantura Rampung Akhir Juni