TEMPO.CO, Jakarta - Diaspora merupakan salah satu instrumen penting untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia. Saat ini, sekitar 200 ribu diaspora Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat dinilai sebagai aset cukup besar yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan konsumsi dan distribusi produk Indonesia. (Baca: Sambal Indonesia Dijual di Amerika)
"Di mana pun mereka berada, ternyata masih mencari produk dari kampung halamannya," kata Atase Perdagangan RI di Washington, D.C., Ni Made Ayu Marthini, melalui surat elektroniknya, Senin, 23 Juni 2014.
Menurut Made, Atase Perdagangan RI di Washington, D.C., memiliki program business incubator untuk mendorong kewirausahaan diaspora Indonesia yang khususnya bertujuan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke negeri Abang Sam. Ia mengamati bahwa produk makanan merupakan pilihan tepat, karena selain diaspora, masyarakat AS saat ini sangat ingin mencoba-coba jenis masakan baru.
Menurut data Specialty Foods Association of America, konsumen AS mulai beralih dari makanan Asia yang telah mapan seperti Jepang, Thailand, dan Vietnam ke makanan etnik baru lainnya. Oleh karena itu, makanan Indonesia serta produknya, terutama yang khas akan dicari dan laku. "Di AS ternyata sambal semakin populer," kata Made.
Salah satu perusahaan milik diaspora Indonesia di wilayah Washington, D.C., Three Anoa, berhasil masuk jaringan supermarket The Whole Foods Market di Amerika Serikat (AS). "Ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia, karena jaringan Whole Foods Market adalah supermarket butik yang populer dengan produk yang dipasarkan yang bersifat unik, khas, pro-lokal, organik, dan berkualitas tinggi sehingga harganya pun biasanya lebih tinggi dari supermarket lain," kata Made.
PINGIT ARIA
Berita terpopuler:
Pengunjung Harapkan Enam Kali Midnight Sale Setahun
Libur Sekolah, Taman Rekreasi Banjir Pengunjung
Naiknya Harga Minyak Diprediksi Hingga Akhir Tahun
Organda Meragukan Pantura Rampung Akhir Juni