TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan pergerakan pasar obligasi untuk pekan ini tidak akan jauh berbeda dari pekan sebelumnya.
"Ini tidak terlalu berbeda, apalagi pergerakan rupiah belum ada tanda-tanda rebound akibat masih adanya kekhawatiran terhadap lonjakan harga minyak mentah dunia," ujarnya pada Tempo, Ahad, 22 Juni 2014. (Baca: Pasar Saham Stagnan, Obligasi Jadi Pilihan)
Dia mengatakan pelaku pasar saat ini masih mengamankan posisi. Mereka masih mencermati perubahan sentimen yang ada, terutama dari sisi sentimen politik, terhadap pergerakan laju pasar obligasi.
Pekan lalu, laju pasar obligasi mengalami kelesuan. Pemerintah dinilai tidak terlalu massif memenangkan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara. Tingkat bunga yang tinggi menjadi faktor utama yang bisa menekan penerbitan pada lelang tersebut.
"Pemerintah tidak banyak melakukan penyerapan karena pelaku pasar saat ini lebih menginginkan yield (tingkat bunga) yang lebih tinggi sehingga pemerintah pun tidak banyak memenuhi permintaan tersebut," ujarnya. (Baca: Pasar Obligasi Asia Tumbuh 12,2 Persen)
Hal tersebut dapat dilihat dari suasana lelang yang cenderung tidak seramai biasanya. Pada lelang kemarin, pemerintah menawarkan tiga seri sukuk negara, yakni dua seri lama PBS005 dengan tenor 29 tahun dan PBS006 yang bertenor 6 tahun.
Tingkat bunga (yield) masing-masing berkisar antara 9,09-9,75 persen dan 8,18-8,75 persen. Total penawaran yang masuk pada kedua seri tersebut sejumlah Rp 916 miliar. Akan tetapi, pemerintah tidak memenangkan satu seri pun dari PBS005 maupun PBS006.
Seri dengan tenor pendek, SPN-S 04122014, mendapat total penawaran terbanyak hingga mencapai Rp 1,8 triliun, dengan tingkat yield yang diminta sebesar 5,90-6,75 persen. Seri tersebut merupakan satu-satunya yang dimenangkan pemerintah dengan harga Rp 185 miliar.
Hasil lelang tersebut mendapat total penawaran sebesar Rp 2,71 triliun atau setara hampir dua kali lipat dari target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 1,5 triliun dengan hasil lelang SBSN yang dimenangkan hanya sebesar Rp 185 miliar.
Jumlah ini lebih rendah dari lelang SBSN sebelumnya dengan total penawaran yang masuk lebih tinggi sebesar Rp4,22 triliun bertarget indikatif yang sama dan dimenangkan hanya Rp 890 miliar.
AYU WANDARI
Berita Lain
Timnas Senior Menang 4-0 Atas Timnas Pakistan
Tanpa Jokowi, Ahok: HUT DKI Bak Es Krim tanpa Roti
Redenominasi Rupiah Dinilai Tak Bisa Dilakukan pada 2014