TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat di Pemerintah Kota Jakarta Barat mengkhawatirkan separuh proyek akan batal dikerjakan. Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Jalan Jakarta Barat Sisca Herawati mengatakan belum tuntasnya proses lelang di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa membuat keadaan makin mengkhawatirkan. "Sampai saat ini anggarannya belum bisa dicairkan," kata Sisca kepada Tempo, Senin, 23 Juni 2014.
Sisca mengatakan hingga Juni 2014, serapan anggaran baru mencapai 1,8 persen. Artinya, baru sekitar Rp 9 miliar yang sudah digunakan untuk menangani persoalan jalan di Jakarta Barat. "Total anggaran kami tahun ini sebesar Rp 497 miliar," ujar dia. (baca: Jelang Semester 2, Serapan Anggaran DKI 20 Persen)
Anggaran yang sudah terserap, kata dia, sebagian besar digunakan untuk perbaikan jalan setelah banjir awal tahun ini. Karena itu, sejumlah proyek pengerjaan dan perbaikan jalan lain belum bisa dikerjakan karena masih berada di ULP. "Sampai sekarang belum keluar hasil lelangnya seperti apa," ujar dia.
Menurut Sisca, pengerjaan perbaikan jalan itu cukup membutuhkan waktu. Karena itu, dia khawatir proyek yang sudah direncanakan malah gagal terlaksana karena lambannya pengumuman lelang di ULP.
Dia bahkan menyatakan akan membatalkan proyek-proyek tersebut jika hasilnya baru diketahui pada Oktober-November. Alasannya, tidak mungkin proyek pembangunan itu akan selesai tepat waktu karena waktu yang tersedia cuma tiga atau dua bulan. Sedangkan pada awal tahun, Pemprov DKI sudah memiliki anggaran baru yang mengharuskan setiap perangkat kerja memasukkan program baru.
"Jadi, lebih baik dibatalkan dan dimasukkan lagi pada anggaran tahun depan," ujar Sisca. Dia beralasan tidak mau memiliki masalah jika proyek itu tidak tuntas tepat waktu saat dilakukan audit. "Itu terlalu berisiko karena kalau cair September pun sudah sangat sulit," katanya.
Untuk tahun ini, kata Sisca, pemerintah sudah melelang 79 paket betonisasi jalan seluas 458.753 meter persegi, 20 trotoar seluas 79.652 meter persegi, dan 50 penghalusan jalan menggunakan hotmix seluas 667.265 meter persegi. "Total baru disetujui sembilan paket konsultasi saja, sedangkan proyek lapangannya belum," katanya.
Adapun titik pembangunan jalan yang cukup signifikan dilakukan adalah peninggian permukaan Jalan S. Parman di depan Universitas Trisakti. Nantinya jalan itu akan ditinggikan sekitar setengah meter agar tidak terendam saat banjir seperti yang terjadi selama ini. "Proyeknya sepanjang 700 meter mulai dari sekitar rumah pompa, di dekat kampus," ujar Sisca.
Sedangkan untuk perbaikan jalan, kawasan yang paling parah berada di Jalan Kesejahteraan, Tamansari, serta Jalan Kapuk Raya dan Jalan Penyelesaian Tomang di Cengkareng. "Tapi semua masih menunggu hasil ULP itu," ujarnya. (baca: Kemunduran, Serapan APBD DKI 2014 Baru 8 Persen)
DIMAS SIREGAR