TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Herpes Zoster mengancam satu dari tiga orang di seluruh dunia. Sayangnya, gejala penyakit itu tak dapat diprediksi. Pun waktu aktif kembalinya virus tersebut, tidak bisa diperkirakan. "Padahal penyakit ini menyebabkan komplikasi serius termasuk nyeri yang berlangsung berbulan-bulan, bahkan tahunan," kata Direktur Urusan Medis MSD Indonesia, Suria Nataatmadja, dalam Seminar Media tentang Herpes Zoster di Menteng, Jakarta Selatan, 24 Juni 2014.
Herpes Zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan aktif kembalinya virus varisela zoster yang menetap laten di akar saraf. Virus tersebut sama jenisnya dengan yang menyebabkan cacar air. Mereka yang pernah mengalami cacar air, berisiko terkena Herpes Zooner di masa mendatang.
Adapun gejala Herpes Zoster, kata dokter spesialis kulit dan kelamin, Hanny Nilasari, muncul ruam yang sifatnya khas, yaitu bintil berisi cairan jernih pada kulit. Ruam itu umumnya tumbuh di area dada dan wajah. Proses munculnya ruam berlangsung 3-5 hari sebelum akhirnya muncul nanah yang disertai gatal.
Pada beberapa kasus, pasien dengan Herpes Zoster mengalami demam, malaise atau tubuh lesu, juga sakit kepala. Penyakit ini pun bisa mengakibatkan komplikasi pada mata, jika infeksinya terjadi pada daerah tersebut. Bahkan, Herpes Zoster juga bisa menimbulkan kelumpuhan otot, radang otak, dan nyeri jika tak segera ditangani.