TEMPO.CO, Bandung - Mantan Menteri Pertahanan dan Panglima ABRI, Jenderal (Purn) Wiranto, tertawa saat menanggapi soal tawaran perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. "Perlindungan saksi? Ha-ha-ha, ya enggaklah, sudah biasa itu," katanya di Bandung, Rabu, 25 Juni 2014.
Wiranto pun mengaku sudah malas menanggapi pertanyaan soal ancaman yang diterimanya setelah membeberkan alasan pemberhentian Prabowo Subianto sebagai Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus. "Bolak-balik ditanya terus soal itu. Sampai malas (menanggapinya)," ujarnya.
Sebelumnya, Wiranto mengatakan mendapat ancaman di kantor Badan Pengawas Pemilu. Menurut dia, reaksi berlebihan uncul setelah dirinya mengungkapkan soal pemberhentian Prabowo. "Jika tidak setuju, tidak kemudian beramai-ramai bereaksi keras. Dan saya anggap itu berlebihan, dengan kata-kata tidak pantas dan tidak patut, bahkan disertai ancaman-ancaman pada saya," tuturnya. (Baca: Diteror, LPSK Siap Lindungi Jenderal (Purn) Wiranto)
Salah satu reaksi atas pernyataan Wiranto itu datang dari puluhan purnawirawan Korps Pasukan Khusus. Mereka melemparkan kesalahan kepada Kepala Staf Angkatan Darat dan Wiranto. "Prabowo itu diberhentikan dengan hormat," kata mantan anggota Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, Kolonel Ruby, di Joko Santoso Center, Menteng, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
Ruby, bekas anggota Tim Mawar, berjanji mencari orang-orang lain yang dianggap berbicara ngawur tentang Prabowo. "Mulai saat ini, kami akan bergerilya mencari orang-orang yang bicaranya tidak bertanggung jawab."
AHMAD FIKRI
Berita lainnya:
Besok, Google Perkenalkan Android Lollipop
YKS Diprotes, Trans TV Penuhi Panggilan KPI
Artikel Survei Gallup Bukan Resmi Buatan CNN