TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengomentari soal penutupan tempat prostitusi Gang Dolly dan Jarak oleh Pemerintah Kota Surabaya. Ahok membandingkan persoalan Dolly di Surabaya dengan penutupan lokalisasi Kramat Tunggak di Jakarta Utara.
"Saya pikir berhasilnya Kramat Tunggak karena semua bangunan dirobohkan lalu dibangun Islamic Center dan Mesjid Agung," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu, 25 Juni 2014. Jika Wali Kota Tri Rismaharini tidak melakukan hal seperti DKI, menurut dia, Dolly bakal hidup lagi. "Kalau mau niru ya harus dibongkar." (Baca: Penutupan Dolly, Risma Kantongi Restu Megawati)
Ahok menjelaskan bangunan di lokalisasi Kramat Tunggak semuanya dirobohkan lalu dialihfungsikan menjadi tempat religius. "Kalau kamu hanya tutup, rumah dan tokonya tidak dibeli itu akan susah. Harus melakukan sesuatu lagi," katanya.
Lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, Dolly ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya, Rabu, 18 Juni 2014. Pemerintah pun berjanji bakal mengubah wajah Dolly. Pemerintah juga memberi kompensasi kepada para pekerja seks komersial (PSK) dan muncikari. Per PSK diberikan uang sebesar Rp 5 juta sedangkan untuk muncikari sebanyak Rp 7 juta. Selain itu pemerintah juga bakal membeli rumah dan toko-toko yang ada di Dolly untuk dijadikan tempat usaha. (Baca: Sebanyak 274 PSK Dolly Telah Menerima Kompensasi)
ERWAN HERMAWAN
Berita Lainnya:
Cemburu, Suami Bunuh Teman Lelaki Istrinya
Produsen Mobil Tak Keberatan Pajak Kendaraan Naik
Soal Taman BMW, Ahok: Roy Suryo Baca Koran Enggak?