TEMPO.CO, Garut - Tabloid dengan mengusung nama Obor kembali beredar di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Namun bukan Obor Rakyat yang telah terbit dan beredar di sejumlah pesantren, kali ini tabloid yang baru bernama Obor Rahmatanlilalamin.
Tabloid ini beredar dalam kegiatan silaturahmi antara calon wakil presiden Yusuf Kalla dengan Ikatan Seni Marawis Indonesia yang digelar di gedung Intan Balarea, Kecamatan Tarogong Kidul, Rabu, 25 Juni 2014. (Baca: Jokowi Sebut Obor Rakyat Gerus Elektabilitas)
Isi tabloid ini seolah menjawab tudingan dalam tabloid Obor Rakyat. Hal itu terlihat dari cover-nya dengan mengusung isu utama "Fatwa 9 Kiai Jokowi-JK Lebih Maslahat".
Tak hanya itu, di halaman muka juga terpangpang gambar sembilan kiai ternama, di antaranya Ketua MUI Din Syamsuddin, pimpinan ponpes Miftahul Huda Tasikmalaya KH Abdul Aziz Affandi, mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, dan pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang KH Salahudin Wahid.
Tabloid terbitan Padepokan Demi Indonesia ini dibanderol dengan harga Rp 5.000. Setiap eksemplarnya berisi 32 halaman. Isi tabloid ini lebih banyak tentang pendapat para Kiai ternama seputar pemilihan presiden, salah satu judul tulisan itu yakni "Fatwa MUI: Kampanye Hitam Haram."
Tak hanya itu, isi tulisan juga mengangkat kisah lucu Jokowi dari mulai menjadi Wali Kota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Penyebar tabloid Obor Rahmatanlilalamin, Khairul Anwar, mengaku pada tayangan perdana ini telah dicetak sebanyak sebanyak 500 ribu eksemplar. Namun pada terbitan pertama ini tidak dijual melainkan dibagikan secara gratis. Tabloid ini beredar di Pulau Jawa dari mulai Banten hingga Jawa Timur.
Menurut dia, meski tabloidnya memiliki nama depan yang sama namun berbeda dengan Obor Rakyat. Tabloid yang Ia sebarkan berisi pandangan para ulama di seluruh pesantren Indonesia mengenai pasangan Jokowi-JK. Selain itu juga isinya tidak menyudutkan salah satu capres di pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli 2014 mendatang.
"Bukan tandingan Obor Rakyat tapi ini (Obor Rahmatanlilalamin) versi lain," ujar Anwar.
Anwar mengaku alasan tabloidnya mengusung nama Obor di depannya bukan untuk meniru nama tabloid yang telah terbit sebelumnya. Menurut dia, nama Obor memiliki arti kebangkitan. "Obor itu kebangkitan, ini merupakan kebangkitan Jokowi," ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR
Berita Lain
Goenawan Mohamad: Media Tak Harus Netral
Glenn Fredly Kecewa Dhani Pakai Baju Mirip Nazi
Himmler, Pejabat Nazi yang Ditiru Ahmad Dhani