TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kader Partai Golongan Karya, Indra J. Piliang, menilai tindakan Aburizal Bakire sudah meninggalkan ideologi partai dan membangunkan macan tidur. "Abrizal Bakrie sudah tidak taat pada ideologi partai yang nasionalis," ujar Indra saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Juli 2014.
Indra mengatakan Ical lebih bersifat pragmatis dan membawa Golkar keluar dari jalur partai. Ia menganggap Ical tidak lagi membawa nuansa Golkar sebagai partai yang nasionalis, Pancasilais, menjunjung inklusivitas, dan berdiri sebagai partai garis tengah. "Golkar di kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menjadi partai kanan sebagaimana partai koalisi lainnya," ujar Indra.
Hal lain yang dikeluhkan oleh Indra adalah sikap Ical yang merendahkan Golkar dengan tidak mendukung kader sendiri. Ia menilai Ikrar Panca Bakti Golkar merupakan komitmen kesetiakawanan kader. Karena itu, kata Indra, para kader yang setia dengan ikrar akan mendukung Jusuf Kalla. (Baca: Tiga Kader Golkar yang Dipecat Minta Bantuan Todung)
Poempida Hiyatulloh juga mengungkapkan kekecewaan. Menurut Poempida, sikap Ical telah menghilangkan hak politik sekaligus hak asasi rakyat yang mendukung tiga kader dalam pemilu legislatif periode 2009-2014. "Tidak ada yang bisa menggantikan kami mengawal kepentingan masyarakat di legislatif," ujar Poempida. (Baca: Survei IFES: Pemilu 2014, Politik Uang Makin Marak)
Terkait dengan hal ini, Indra mengatakan, Ical memaksa para kader untuk bereaksi. "Sebelum ini kami tidak pernah mengungkit kegagalan Ical sebagai ketua umum, tetapi kejadian ini memaksa kami melakukan serangan balik," ujar Indra.
Ia yakin Golkar akan pincang dengan pemecatan para kader. Alasan Indra, Ical memecat kader yang potensial. "Pemecatan itu sendiri apabila direfleksikan adalah sebuah reaksi atas sikap para kader yang ternyata memberi pengaruh yang cukup besar pada tubuh Golkar," ujar Indra.
DINI PRAMITA
Berita lain:
Wiranto: Prabowo-Hatta Pro Status Quo
Saran Ahok buat Risma Soal Penutupan Dolly
Ditawari Perlindungan Saksi, Wiranto Hanya Tertawa