TEMPO.CO, Jakarta - Pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Ofyar Z. Tamin, mengatakan sepertiga umur warga Jakarta habis di jalan raya. Kondisi itu disebabkan oleh kemacetan di Ibu Kota. Selain itu, minimnya sarana transportasi publik yang memadai turut memperparah keadaan. "Kalau Anda asli Jakarta dan berumur 60 tahun, 20 tahun itu umur Anda di jalan," kata Ofyar dalam Indonesia Environmentally Sustainable Transport Forum di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis, 26 Juni 2014. (Baca juga : Transjakarta Tabrak Kopaja, Macet Sampai Sarinah)
Menurut Ofyar, saking macetnya Ibu Kota, orang berjalan kaki lebih cepat daripada laju kendaraan saat jam-jam sibuk. Kecepatan kendaraan yang rendah itu mengakibatkan tingkat polusi menjadi tinggi. Dia memprediksi, jika tak ada perbaikan kondisi, kendaraan bermotor di seluruh Jakarta akan bergerak 5 kilometer per jam pada 2020. "Kita bergerak lebih lama dan polusi lebih besar," tuturnya. (Lihat juga: Perbaikan Pantura Sudah Rampung 95 Persen)
Menurut Ofyar, sebab utama kemacetan di Jakarta dan juga kota-kota besar lainnya adalah makin bertambahnya kepemilikan kendaraan pribadi. Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2007, 56 persen konsumsi bahan bakar minyak berasal dari bidang transportasi. Dari angka itu, 34 persennya berasal dari mobil pribadi dan 13 persen sepeda motor. Sedangkan bus mengambil jatah hanya 9 persen dan mobil angkutan 32 persen.
"Please, yang dari kendaraan pribadi segera pindah ke transportasi publik," kata Ofyar.
KHAIRUL ANAM
Terpopuler :
FSRU Lampung Alirkan Gas ke Industri
Jelang Puasa, Penukaran Uang di Tegal Meningkat
Ini Tiga Tantangan Bisnis Properti di 2014