TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan dapat menekan dwelling time atau waktu tunggu kapal sejak bersandar hingga barang keluar pintu pelabuhan lebih cepat dari sebelumnya. "Indonesia mesti menjadi negara kelas dunia. Sekarang rata-rata (dwelling time)adalah enam hari. Kami berharap bisa memotong separuhnya," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan New Tanjung Priok, Kamis, 26 Juni 2014. (Baca: Pelabuhan Amburadul, Ombudsman Sentil 6 Menteri)
Saat ini deviasi dwelling time berbeda-beda, dari empat jam hingga berhari-hari. Lutfi mengatakan pemerintah sedang memperbaiki waktu tunggu bongkar-muat barang dengan standar deviasi yang tinggi.
Namun banyak produk-produk yang memiliki masa dwelling time yang pendek karena perizinan dapat diselesaikan secara online. "Banyak juga barang-barang yang belum siap, seperti hewan sapi yang dwelling time-nya lumayan lama," katanya. (Baca: Pelabuhan Ekspor dan Impor Diminta Dipisahkan)
Untuk masa Lebaran, Lutfi menuturkan pemeriksaan jalur merah dan jalur kuning bakal dapat diselesaikan lebih cepat, dari tiga hari menjadi satu hari. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berjanji akan mempercepat dwelling time satu hari untuk pemeriksaan. "Bea-Cukai berjanji akan melakukan inspeksi satu hari," tuturnya.
ALI HIDAYAT
Berita lainnya:
15 Fakta Warren Buffett, Investor Terkaya di Dunia
Ditahan, Dua Pejabat Kementan Dicopot Suswono
FSRU Lampung Alirkan Gas ke Industri