BI Siapkan Rp 118,5 Triliun untuk Ramadan 2014  

seorang nasabah menukarkan uang kertas lama dan rusak di di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (5/6). Penukaran uang lama dan rusak ini bertujuan untuk menjaga uang Rupiah yang beredar berada dalam kualitas yang baik sehingga mudah dikenali ciri-ciri keasliannya.  TEMPO/Imam Sukamto
seorang nasabah menukarkan uang kertas lama dan rusak di di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (5/6). Penukaran uang lama dan rusak ini bertujuan untuk menjaga uang Rupiah yang beredar berada dalam kualitas yang baik sehingga mudah dikenali ciri-ciri keasliannya. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Lambok Antonius Siahaan mengatakan bank sentral telah menyiapkan uang untuk periode Ramadan dan Idul Fitri 2014 sebesar Rp 118,5 triliun. “Meningkat 14,9 persen dibanding tahun lalu,” ujarnya di gedung Bank Indonesia, Kamis, Jakarta, 26 Juni 2014.

Ia kemudian menjelaskan beberapa alasan kenaikan persediaan uang tersebut. Pertama, adanya pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil, TNI, dan Polri yang realisasinya akan dilakukan pada bulan Juli 2014. (Baca: Peredaran Uang di Pemilu Bertambah Rp 100 Triliun)

Kedua, periode awal Ramadan yang jatuhnya bersamaan dengan liburan anak sekolah. Ketiga, jumlah hari libur Lebaran yang berjumlah enam hari pada tahun 2014 ini, atau lebih lama dibandingkan jumlah hari libur tahun lalu yang hanya lima hari.

Lambok mengungkapkan pecahan uang besar memegang porsi terbanyak, atau sekitar 91,8 persen dari total uang untuk diedarkan pada periode Ramadan tahun ini senilai Rp 108,8 triliun. Adapun yang dimaksud pecahan uang besar adalah pecahan Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu. (Baca: Teknologi Uang Belum Diperbarui)

Sedangkan uang pecahan kecil atau pecahan Rp 10.000, Rp 5.000, dan Rp 2.000 secara total memiliki proporsi 8,2 persen dari total uang yang diedarkan pada periode Ramadan tahun ini. “Atau setara dengan Rp 9,6 triliun dari total dana yang dialokasikan Bank Indonesia,” tutur Lambok.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sudah memperingatkan peredaran uang palsu akan meningkat jelang puasa dan Lebaran. Berdasarkan data BI, daerah yang masih rawan peredaran uang palsu adalah di Jawa Timur, di mana ada 932 temuan uang kertas palsu.

Angka tersebut menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 1.296. Adapun peredaran uang palsu tertinggi terjadi pada bulan Maret--menjelang pemilihan legislatif--dengan 11.437 temuan.

MAYA NAWANGWULAN

Berita terpopuler:
FSRU Lampung Alirkan Gas ke Industri
Jelang Puasa, Penukaran Uang di Tegal Meningkat 
Ini Tiga Tantangan Bisnis Properti di 2014 
Hari Ini Pasar Murah di Kemendag Dibuka