TEMPO.CO, Jakarta - Di bawah permukaan bumi memang terdapat air. Namun seberapa banyak air yang terkandung di dalam sana tidak pernah diketahui secara pasti.
Para ilmuwan berteori bahwa kadar air di perut bumi mungkin sebanding dengan yang ada di permukaan, dari sungai, danau, sampai samudra. Teori itu semakin kuat setelah para ilmuwan menemukan ringwoodite.
Ringwoodite adalah mineral yang bisa menjebak air dalam struktur molekulnya. Mineral ini dibentuk di bawah tekanan dan suhu tinggi, tepatnya pada zona transisi di perut bumi, sekitar 410-659 kilometer di bawah permukaan tanah. Zona ini merupakan batas antara mantel atas dan bawah, dengan kondisi yang panas, terus bergerak, dan menghasilkan gelombang seismik.
"Temuan ini memastikan bahwa ada air dalam jumlah sangat besar yang terperangkap dalam lapisan mantel di dalam bumi," kata Graham Pearson, ahli geokimia di University of Alberta di Kanada, seperti dikutip Livescience, Jumat, 27 Juni 2014.