TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Manajer Pemasaran PT Adhi Karya M. Arief Taufiqurrahman memberikan duit pelicin alias gratifikasi dalam lima tahap kepada bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Duit pelicin terkait dengan proyek Hambalang itu diakali dalam bentuk bon sementara. (Baca: KPK: Obsesi Jadi Presiden, Anas Pakai Dutasari)
Teknis pembayaran seperti ini, menurut Arief, disebut juga marketing fee. "Uang dikeluarkan lewat bon sementara, lalu meminta persetujuan kepala divisi baru diserahkan pada yang berkepentingan," kata Arief saat memberikan kesaksian dalam sidang terdakwa Anas untuk kasus dugaan korupsi Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 26 Juni 2014.
Lima lembar bon diterima Anas dengan dicicil atas beberapa nama, keperluan, dan beban proyek. Total duit yang diberikan sebesar Rp 2,010 miliar. Bon pertama ditulis atas nama Kepala Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya Teuku Bagus Mokhamad Noor, dalam bon dicantumkan untuk Anas sebesar Rp 500 juta. Dana tersebut diperhitungkan untuk pelaksanaan proyek grand design DPR RI tertanggal 19 April 2010. (Baca: Ini Bukti Anas Tidak Mencicil Toyota Harrier)
Selanjutnya bon sebesar Rp 500 juta atas nama Arief dan bon ketiga atas nama Teuku Bagus sebesar Rp 500 juta untuk keperluan Anas tertanggal 1 Juni 2010. Lalu bon keempat ditulis kembali atas nama Arief dengan pengeluaran Rp 500 juta kepada Anas untuk keperluan proyek Biofarma tanggal 18 Juni 2010.
Terakhir, bon ditulis atas nama Teuku Bagus sebesar Rp 10 juta untuk keperluan operasional kepala divisi berupa jamuan dan entertaint Anas Urbaningrum pada 6 Desember 2010.
Dari peran Anas sebagai anggota DPR RI untuk pengurusan proyek serta melancarkan pengerjaan proyek P3SON Hambalang oleh PT Adhi Karya, Anas diduga menerima gratifikasi sebesar Rp 2,10 miliar dari PT Adhi Karya.
Uang tersebut, menurut jaksa, digunakan Anas untuk pencalonannya dalam Kongres Partai Demokrat 2010. Selain itu, Anas menerima uang sebesar Rp 84,515 miliar dari M. Nazaruddin, serta US$ 36,070 untuk keperluan pencalonan Ketua Umum Partai Demokrat.
AISHA SHAIDRA
Terpopuler
Lecehkan Benyamin, Program YKS Trans TV Dihentikan
Elektabilitas Jokowi 45 Persen, Prabowo 38,7 Persen
Tiang Monorel di Jakarta Dibongkar