TEMPO.CO, Semarang - Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM- KM) Universitas Diponegoro Semarang, Taufik Aulia Rahmat, membantah kabar yang menyebutkan mahasiswa mengurus perpindahan tempat pemungutan suara (TPS) agar bisa mendukung calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto. “Itu cuma isu yang dipolitisasi,” katanya kepada Tempo di Semarang, Ahad, 29 Juni 2014.
Komisi Pemilihan Umum Kota Semarang menerima hingga 4 ribu mahasiswa yang mengajukan permohonan formulir A5. Mahasiswa tersebut berasal dari luar Kota Semarang yang ingin menggunakan hak pilihnya di Semarang. Sebab, pada 9 Juli mendatang, mereka tidak pulang kampung. Henry menyebut mahasiswa yang mengajukan formulir A5 didominasi OLEH mahasiswa Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang.
Dari penelusuran Tempo, mahasiswa yang mengurus formulir A5 didominasi mahasiswa yang aktif di organisasi ekstrakampus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Taufik mengaku tidak tahu siapa saja yang aktif mengurus perpindahan TPS. Sebab, selaku Presiden BEM-KM Undip, dia melakukan sosialisasi pengajuan formulir A5 ke sejumlah BEM fakultas. Tak hanya dari aktivis KAMMI, kata Taufik, aktivis dari organisasi ekstrakampus lain juga banyak yang melakukan komunikasi. “Teman-teman BEM jelas tidak berafiliasi dengan partai maupun capres tertentu,” kata Taufik yang mengaku aktif di organisasi KAMMI.
Menurut dia, mengurus formulir A5 adalah bagian dari hak warga negara agar bisa menggunakan hak pilih. Jika ada kabar bahwa pengurusan formulis A5 demi mendukung Prabowo-Hatta, Taufik menyebut hal itu sangat tidak tepat.
ROFIUDDIN