TEMPO.CO, Jakarta - Analis saham dari KSK Financial Group, David Cornelis, mengatakan, berdasarkan data seperempat abad terakhir, setiap Ramadan, indeks harga saham gabungan selalu bergerak positif. “Rata–rata naik 3 persen, bahkan sempat mencapai nilai kenaikan tertinggi 21 persen pada 1998,” kata David, Ahad, 29 Juni 2014. Adapun penurunan tertinggi 15 persen terjadi pada 2008.
Pada bulan puasa, ujar dia, walaupun volume akan lebih tipis, IHSG memiliki kecenderungan naik 64 persen. Jika melihat penutupan perdagangan Jumat sore pekan lalu, efek puasa selama sebulan akan berpotensi membuat IHSG menyentuh level 4.986. (Baca: Situasi Politik Kondusif, IHSG Tembus 5.000 )
Bila dikombinasikan dengan ajang Piala Dunia sejak 1990, pergerakan rata-rata IHSG positif sebesar 4,2 persen selama sebulan penuh Piala Dunia. Di samping itu, sejak 1,5 dekade lalu, ajang pemilu juga selalu memiliki faktor positif.
Artinya, tutur David, tiga ajang tersebut, yakni Piala Dunia, Ramadan, dan pemilu, secara tidak langsung dan independen mempengaruhi pergerakan pasar finansial secara positif.
Walau begitu, David menilai masih ada risiko lubang terdekat bagi IHSG, yakni di level dukungan kuat sekitar 4.824 dan jangka menengah 4.602. Investor perlu mewaspadai kecenderungan di level itu.
Secara tradisional, puasa menambah keringnya likuiditas di pasar finansial. Uniknya, tiga peristiwa ini tidak pernah terjadi bersamaan sebelumnya. “Diperkirakan pemilihan presiden dan puasa nanti akan bertemu kembali tahun 2050.”
FAIZ NASHRILLAH