TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat memprediksi selama Ramadan ini impor pakaian jadi ilegal akan mencapai 1.600 ton. "Karena kebutuhannya sangat banyak selama Ramadan. Peluang juga besar," kata Ade, Senin, 30 Juni 2014.
Pada bulan biasa, menurut Ade, baju yang diimpor secara ilegal sekitar 800 ton. "Kami tidak bisa punya data pasti, namanya juga ilegal," ujar Ade. Ia membandingkan jumlah ini dengan jumlah impor pakaian jadi legal, yaitu 160 ribu ton per bulan selama 2013. "Memang tidak banyak kalau dibandingkan jumlahnya, tapi yang ilegal ini untungnya lebih besar," katanya.
Keuntungan itu, kata dia, diraup para importir karena mereka tidak mengurus izin importir terdaftar yang biaya izinnya miliaran rupiah. "Mereka juga tidak bayar pajak," katanya. (Baca juga: Impor Ilegal Pakaian Gerus Industri Tekstil Lokal).
Menurut Ade, membanjirnya pakaian impor ilegal itu disebabkan oleh lemahnya pengawasan di pelabuhan. Ade yakin ada keterlibatan petugas yang menyebabkan barang impor ilegal itu lolos. "Itu pasti tidak bertepuk sebelah tangan," katanya.
API mencatatkan jumlah impor pakaian jadi Indonesia pada 2013 yakni sebesar 1,96 juta ton atau senilai US$ 8,47 miliar. Sedangkan ekspor pakaian jadi mencapai 2,1 juta ton dengan total nilai US$ 12,68 miliar.
INDRI MAULIDAR
Berita Lain
Polisi Periksa Saksi Teror di Rumah Kader Demokrat
Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa
Divonis, Corporate Secretary KAI Yogyakarta Ogah Banding