TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, mengatakan strategi kampanye tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Jusuf Kalla tak efektif.
"Sebelum kampanye elektabilitas Jokowi meningkat. Kenapa saat kampanye malah turun?Setelah punya tim sukses kok malah turun. Berarti ada yang salah?" kata Qodari, Ahad, 29 Juni 2014. (Baca: Lagi, Relawan Australia Dukung Jokowi)
Menurut dia, jika tim kampanye Jokowi-JK tak segera mengubah metode kampanye, maka potensi suara yang tergerus oleh lawan semakin meningkat. Menurut Qodari, sosok Joko Widodo dikenal oleh publik karena prestasinya kala menjadi kepala daerah, yakni Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
"Tapi malah tak ada iklan kampanye tentang prestasi itu," kata Qodari.
Berdasarkan survei Indo Barometer pada Juni 2014 dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya pada Mei 2014, selama masa kampanye tiga pekan suara Prabowo-Hatta naik 6 persen, yakni dari 36,5 persen menjadi 42,6 persen.
Di lain pihak, Jokowi-JK elektabilitasnya justru menurun 3,9 persen, yakni dari 49,9 persen menjadi 46 persen.
Juru bicara tim kampanye Jokowi-JK, Anies Baswedan, mengatakan tim akan tetap fokus melakukan kampanye di lapangan. "Fokus kami tetap kampanye di lapangan," ujarnya. (Baca: Jokowi Netralisasi Fitnah di Basis NU)
Anggota Dewan Penasehat Prabowo-Hatta, Marzuki Alie, mengatakan optimistis masih mendulang suara lebih. Karena, kata dia, banyak anggota partai politik koalisi yang belum memutuskan untuk memilih.
"Dari hasil survei geliat partai politik koalisi yang mendukung Prabowo-Hatta memberikan dampak signifikan. Masih banyak suara dari kader partai-partai koalisi yang belum memutuskan, jadi masih bisa meningkat," ujar Marzuki.
NURUL MAHMUDAH
Berita Lain
Memerkosa Enam Remaja, Tante May Divonis 12 Tahun
Anggota TNI Akui Bakar Juru Parkir Monas
Transformers Age of Extinction: Megah dan Dangkal