TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menamakan diri Komunitas Sobat Jokowi di Adelaide, Australia Selatan, menggelar Deklarasi Damai Dukungan kepada Jokowi. Deklarasi ini dilakukan pada Ahad, 29 Juni 2014 di Victoria Square.
Selain di Adelaide, Deklarasi Damai Dukungan kepada Jokowi merupakan aksi bersama lintas-negara bagian di seluruh Australia, seperti Canberra, Sydney, Perth, Melbourne, New South Wales, dan Brisbanne. Di Adelaide sendiri aksi ini dihadiri sekitar 40 warga Indonesia yang terdiri atas para pelajar dan warga yang sudah menetap di Australia.
Koordinator Sobat Jokowi Adelaide Atik Ambarwati menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk pilihan serta keterlibatan WNI dan pelajar yang ada di Adelaide dalam menentukan dukungan kepada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai sikap demokratis dan rasional.
“Pilihan kita terhadap Jokowi-Jusuf Kalla dikarenakan mereka tidak menyodorkan janji-janji politik. Mereka menyampaikan harapan. Pilihan demokratis dan rasional ini semoga menjadi sikap yang akan mendewasakan perpolitikan dalam konteks keindonesiaan ke depan,” kata Atik, mahasiswa program master Women Study di Flinders University, Adelaide, di hadapan para peserta aksi.
Beatric Anary, yang juga mahasiswa di Adelaide, merasa mendapat harapan dari sosok Jokowi. “Ketika blusukan di Jayapura, Jokowi menyampaikan komitmennya untuk membuka dialog Jakarta-Papua. Ini harapan bagi Papua. Pendekatannya yang rendah hati mau turun langsung ke Papua membuka mata saya dan masyarakat Papua bahwa Jokowi merupakan pemimpin yang baik, merakyat dan memberikan perhatian pada Papua,” kata Beatric yang berasal dari Jayapura.
Gregorius Abanit dari Nusa Tenggara Timur yang bergabung dalam deklarasi ini meyakinkan dirinya bahwa Jokowi adalah anak kandung dari reformasi yang sedang bekerja secara nyata. Sebagai orang Indonesia timur, ia menegaskan pentingnya mengajak masyarakat Indonesia secara umum dan khususnya penduduk Indonesia wilayah Timur agar dalam pilpres memilih Jokowi.
“Jokowi mempunyai spirit pluralisme yang tinggi. Ia sosok pemimpin yang sangat menghargai keberagaman,” kata Greg.
Menyikapi berbagai kampanye hitam yang menyerang Jokowi, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia Flinders University Ahmad Hasyim Wibisono menyampaikan keprihatinannya bahwa praktek seperti itu merupakan wujud ketidakdewasaan dalam berdemokrasi.
Namun begitu, ujarnya, Sobat Jokowi di Adelaide dan kubu Jokowi-Jusuf Kalla di tempat lainnya tetap mengajak pendukung Jokowi dan publik agar kampanye dilakukan dengan mengusung sisi-sisi positif dari Jokowi ketimbang berkampanye sisi negatif dari pihak lawan. “Sebab, ini bentuk tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia untuk membangun kultur demokrasi yang positif.”
Warga Indonesia yang sudah 22 tahun tinggal di Adelaide, Rini Budiyanti, mengatakan ia merasakan dalam pesta demokrasi kali ini sangat exited dengan adanya calon presiden Indonesia Joko Widodo. “Dengan track record kepemimpinan Jokowi yang bagus, jika sebelumnya saya tidak pernah peduli dengan pemilu, sekarang saya dan keluarga di sini akan ikut memilih,” ujar Rini.
Ide-ide Jokowi tentang pendidikan, law enforcement, dan konsep-konsep pembangunan lainnya, menurut Rini, akan membawa Indonesia ke depan sebagai negara yang tidak lagi dipandang negatif oleh negara-negara lainnya.” Jokowi akan membawa Indonesia sebagai kebanggaan,” ujarnya.
MARIA RITA
Berita lainnya:
Calon Rektor UNNES Saling Lapor Polisi
Tiga Gereja di Nigeria Diserang, 30 Tewas
Surat Sekjen PBB tentang Situasi di Suriah, Irak