TEMPO.CO, Semarang - Ancaman El Nino atau molornya musim hujan yang menimbulkan kekeringan di Jawa Tengah saat ini ternyata dinetralisir oleh penguapan Laut Jawa. Badan Meteorologi dan Geofisika Jawa Tengah Kantor Pemantauan Semarang, memprediksi El Nino lemah antara September hingga November kemungkinan akan ternetralisir oleh hujan akibat suhu permukaan Laut Jawa.
"Permukaan Laut Jawa masih hangat dan menimbulkan penguapan sehingga masih berpotensi hujan seperti yang terjadi saat ini," kata Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, Reni Kraningtyas, Senin 30 Juni 2014.
Menurut Reni, suhu permukaan laut Jawa saat ini masih memunculkan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada malam hari. Kondisi itu terjadi meski BMKG memastikan saat ini sudah memasuki musim kemarau.
"Hujan yang terjadi sekarang adalah dampak secara umum dari kondisi Laut Jawa yang masih memunculkan potensi awan dan menimbulkan hujan," kata Reni.
El Nino 2014 memiliki indeks nilai 0,5 atau kategori lemah. Fenomena alam ini terjadi akibat kenaikan suhu perairan di Samudera Pasifik yang mempengaruhi berkurangnya persebaran pembentukan awan hingga hujan di Indonesia dan memicu kekeringan. (Baca:BMKG: Masyarakat Tidak Perlu Khawatir El Nino)
Namun dampak dari suhu Samudera Pasifik itu ditangkal oleh kondisi laut Jawa yang justru memunculkan penguapan karena kondisinya masih hangat. Reni mengingatkan, hujan yang terjadi sekarang justru merugikan tanaman hortikultura, seperti sayuran, buah dan tembakau.
"Akan menimbulkan wabah ulat, selain itu sebelum tumbuh jadi buah juga bunga rawan rontok karena hujan," katanya. (Baca:Fenomena El Nino Tiba di Indonesia Juli Mendatang)