TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft meluncurkan laporan tentang penyebaran kejahatan cyber penyebar virus malicious ware atau malware yang menganggu saluran komunikasi dan perangkat komputer di seluruh dunia. Hasilnya, perusahaa teknologi terbesar ini menemukan adanya virus malware bernama Bladabindi dan Jenxcus yang diperkirakan dikembangkan dan disebar dari peretas di Kuwait dan Aljazair.
Dikutip dari Reuters, Senin, 30 Juni 2014, operasi ini dilakukan dibawah pengawasan pengadilan federal di Nevada, Amerika Serikat. Ini adalah kasus kelas atas pertama yang berasal dari luar Eropa Timur yang ditemukan oleh Microsoft. (Baca: Microsoft Rilis Antivirus Gratis)
"Kami belum pernah melihat kode malware seperti ini di luar Eropa Timur dan ini adalah yang terbesar. Ini benar-benar menunjukkan globalisasi kejatan cyber," kata penasihat umum Microsoft untuk Unit Kejahatan Digital, Richard Boscovich Domingues.
Namun, Domingues baru akan meluncurkan data tentang berapa banyak mesin yang terinfeksi virus tersebut hari ini, tapi ia memprediksi jumlahnya akan sangat besar. Sebab, lewat anti-virus Microsoft saja jumlahnya telah mencapai 7,4 unit tahun lalu di dalam PC di seluruh dunia.
Domingues menjelaskan, Bladabindi dan Jenxcus memiliki dashboard dengan menu point-and-click untuk menjalankan fungsi komputer secara real-time, seperti untuk mencuri password dan mendengarkan percakapan. (Baca: Lima Tanda Android Terkena Malware)
Malware tersebut diperkirakan telah dibeli 500 pelanggan yang kebanyakan adalah peretas. Virus itu kemudian disebar di media sosial, termasuk YouTube dan Facebook untuk menginfeksi PC dan perangkat lainnya. (Baca: NSA Siap Sebar Malware ke Jutaan Komputer Dunia)
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
Penemu Kevlar Meninggal di Usia 90 Tahun
Ilmuwan Ditantang Ciptakan Obat Murah
Fenomena Unik Kerlip Kerang Disko di Lautan