TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Ahmad Erani Yustika memprediksi inflasi Juni 2014 bisa mencapai 0,4 persen. Inflasi yang merangkak naik itu disebut karena tibanya bulan Ramadhan yang biasanya otomatis mengerek naik harga barang kebutuhan pokok. "Masa paceklik juga sudah mulai datang," kata Erani saat dihubungi, Senin, 30 Juni 2014 malam.
Menurut Erani, tekanan inflasi pada Juni akan sangat dirasakan. Meski demikian, ia masih optimis inflasi tahunan tak akan melampaui angka 6 persen. "Sepanjang tak ada kebijakan mendadak dari pemerintah seperti menaikkan harga BBM," kata Erani.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memprediksi inflasi pada bulan Juni berada pada kisaran 0,3-0,4 persen. Angka ini, kata Mirza, lebih baik jika dibandingkan dengan inflasi Juni tahun 2013 lalu yang mencapai 0,5 persen. "Kalau Juni bisa di bawah 0,4 persen, artinya sudah cukup baik," kata Mirza di kantornya, akhir pekan lalu. (baca:Tekan Inflasi, BI dan TPID Perkuat Koordinasi )
Berdasarkan kajian Bank Indonesia, risiko tekanan inflasi pada semester 2 tahun ini akan meningkat. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Zulverdi, mengatakan, ada lima resiko yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi.
Pertama, dampak El Nino yang terjadi pada beras,Crude Palm Oil, dan komoditas lain. Kedua, cakupan kenaikan Tarif Tenaga Listrik yang lebih luas dari pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan 2014, yakni mencakup golongan Rumah Tangga 1.300-5.500 VA per 1 Juli mendatang. Kenaikan ini, akan menyumbang 0,3 persen inflasi. Jika ditambah dengan kenaikan TTL pada perusahaan non go pulic, maka kenaikan tarif listrik ini akan menjadi 0,5 persen terhadap inflasi. Ketiga, rencana kenaikan tarif batas atas angkutan udara sebesar 20-25 persen juga dihitung sebagai risiko tekanan pada inflasi. Keempat, tarif kereta api ekonomi jarak jauh dan menengah yang juga bakal naik. Terakhir, rencana kenaikan harga LPG 12 kilogram tahap II. "Semua risiko tersebut, diperkirakan akan mempersempit ruang deflasi usai Ramadhan dan Idul Fitri," kata Dody. (baca:BPS: Naikkan Tarif, PLN Harus Siap Dikritik)
Hari ini rencananya Badan Pusat Statis akan mengadakan konferensi pers inflasi Juni 2014. Laju inflasi Mei lalu tercatat sebesar 0,16 persen.
KHAIRUL ANAM | TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler:
Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta
Politikus Ini Masih Sakit Hati kepada Demokrat
Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa
Manusia Takut Pada Sesuatu yang Mendekat
Mark Wahlberg Tertekan Bintangi Transformers