TEMPO.CO, Padang - Dua dari korban tewas dalam kecelakaan mobil travel dan truk di kawasan Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa, 1 Juli 2014, adalah ibu dan anak, yakni Marza Yelita, 55 tahun, dan Meiza Sartika, 22 tahun. Saat peristiwa nahas itu terjadi, mereka tengah dalam perjalanan dari Duri menuju Padang.
Marza, warga Jalan Raya Lubuk Buaya Koto Tangah, Padang, itu dikenal sebagai salah satu pedagang makanan takjil selama bulan Ramadan. Kuliner khas Minang yang dijajakannya antara lain onde-onde, kolak, bubur, dan ketupat lontong.
"Onde-ondenya paling enak. Tak ada tandingannya," ucap Son, 35 tahun, adik korban, dengan mata yang berkaca-kaca.
Di Puskesmas Sicincin, Son terus saja bersandar di dinding untuk menahan kesedihannya. Ia merasa terpukul setelah kehilangan kakak dan keponakannya sekaligus. "Kini tak bisa lagi mencicipi onde-ondenya. Taragak (kangen)," ujar Son, yang air matanya mulai mengalir.
Menurut Son, biasanya selama Ramadan Marza berjualan di sepanjang Jalan Raya Pasar Lubuk Buayo Koto Tangah, Padang. Son mengaku tidak memiliki firasat buruk akan kematian kakak dan keponakannya. "Hanya saja Subuh tadi badan saya menggigil. Enggak tahu kenapa. Kiranya ini yang terjadi," kata.
Anak kedua Marza, Meiza, yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan itu, adalah mantan karyawan di salah hotel di Bukittinggi. Sekarang dia menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Padang.
Saudara Marza lainnya, Yorneti, 48 tahun, mengaku juga tak memiliki firasat buruk. Namun, sebelum dia berangkat ke Duri Riau, Marza pernah berucap tak akan berdagang lagi selama Ramadan. "Dia ingin beribadah di surau selama Ramadan," ujarnya.
Kata Yorneti, Marza bersama anaknya ke Duri pergi jalan-jalan. Sebab, mereka pernah tinggal di Duri. Mereka berangkat Jumat 27 Juni 2014. "Meiza yang minta ke Duri untuk bertemu teman-temannya," ujarnya.
Yornet tak bisa membendung kesedihannya saat petugas puskesmas mengangkat kedua jenazah yang dikenalnya itu ke mobil ambulance. Air matanya bercucuran. Dia menangis sambil mengucapkan nama keponakannya, Meiza.
Marza dan Meiza merupakan dua dari delapan korban yang tewas akibat kecelakaan maut di Jalan Raya Padang-Bukittinggi kilometer 56, tepatnya di Pasar Surau Nagari Guguak, Kayutanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa, 1 Juli 2014. Mereka menaiki sebuah travel Mitshubisi L-300 dan menabrak truk bermuatan besi.
"Yang tewas itu semuanya penumpang travel, termasuk supirnya," ujar Kepala Kepolisian Resort Padang Pariaman Ajun Komisaris Besar Tofik Ismail, Selasa, 1 Juli 2014.
Penumpang travel dengan trayek Duri Riau menuju Padang Sumatera Barat itu adalah, Edi Iswandi, 42 tahun, dan dua anaknya, Zaza (12) dan Wawa (8). Marza Yelita (55) bersama anaknya Meiza Santikan, 22 tahun. Lalu, Edo Bahari (21), MHD Ikbal (20) dan supirnya Ismail, 34 tahun.
Tofik mengatakan travel berwarna putih itu melaju dari arah Bukittinggi menuju Padang. Diduga minibus dengan nomor polisi BM 7522 DW melaju dengan kecepatan tinggi.
Saat tiba di kawasan Kayu Tanam sekitar pukul 06.00 WIB ada truk dengan nomor polisi B 9202 UYW yang berisi besi jembatan sedang parkir di tepi jalan karena bocor ban.
"Saat travel memotong truk itu, tiba-tiba dari arah berlawanan ada minibus dengan merek Grand Max dari arah Padang. Travel dan Grand Max sempat bergesekan sebelum travel menyeruduk bagian belakang truk," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI