TEMPO.CO, Bojonegoro - Stok air di Waduk Pacal, Kabupaten Bojonegoro, dan Waduk Gondang, Kabupaten Lamongan, kritis akibat musim kering. Pemerintah di dua kabupaten tersebut telah membatasi penggunaan air hanya khusus untuk palawija.
Di Lamongan terdapat dua waduk besar, yaitu Waduk Gondang di Kecamatan Sugio dan Waduk Prijetan di Kecamatan Kedungpring. Dari data Dinas Pekerjaan Umum Pengairan setempat, sisa air Waduk Gondang tinggal 16 juta meter kubik, sedangkan Waduk Prijetan tinggal 2,9 juta meter kubik.
Dinas PU Pengairan melarang penggunaan air untuk mengaliri tanaman padi karena stoknya sudah sangat terbatas. "Hanya cukup untuk mengairi palawija," ujar juru bicara Pemerintah Kabupaten Lamongan, Mohammad Zamroni, Rabu, 2 Juli 2014. (Baca: Kekeringan di Lamongan dan Bojonegoro Terus Meluas)
Zamroni mengatakan Dinas PU Pengairan juga menjaga konstruksi waduk agar tidak rusak akibat kekeringan. Caranya, air di dua waduk tersebut harus disisakan minimal antara 500 ribu hingga 2 juta meter kubik untuk menjaga kualitas bangunan.
Lamongan memiliki 33 waduk dan 11 rawa dengan kapasitas total air 110.608.905 meter kubik, termasuk di Gondang dan Prijetan yang paling besar. Adapun untuk rawa, yang terbesar ialah Rawa Jabung dan Rawa Sekaran. Rawa Jabung mampu menampung air 37.660.000 meter kubik dan Rawa Sekaran 7.367.000 meter kubik.
Di Bojonegoro, kondisinya hampir sama. Data Dinas Pengairan Bojonegoro menyebutkan stok air di Waduk Pacal tinggal sekitar 7 juta meter kubik dari kapasitas maksimal sekitar 30 juta meter kubik. Dinas Pengairan Bojonegoro melarang air waduk dipakai untuk mengairi tanaman padi, khususnya pada musim tanam ketiga (MP-3) 2014. "Air waduk sementara hanya untuk palawija," ujar Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edy Susanto. (Baca: Air Waduk Menipis, Bojonegoro di Ambang Kekeringan)
Menurut Edy, Waduk Pacal merupakan kantong air terbesar di Bojonegoro bagian selatan, terutama di Kecamatan Temayang, Sugihwaras, Dander, Sukosewu, Kapas, Balen, dan sekitarnya. Sejak dua bulan lalu, air Waduk Pacal sudah berkurang banyak untuk mengairi padi pada musim tanam dua.
Sebaliknya, di Bojonegoro bagian tengah, kebutuhan air masih relatif teratasi, terutama yang ada di 15 kecamatan di pinggir Sungai Bengawan Solo. Sebab, sebagian besar areal sawah tanaman padi dialiri air dari Sungai Bengawan Solo. (Baca juga: Pemerintah Bangun Tiga Waduk di Jawa Timur)
SUJATMIKO
Terpopuler
Bertemu Prabowo, Sultan: Sama seperti Jokowi
Besok, Jalan M.H. Thamrin di Jakarta Ditutup
Anggota Brimob Tewas Dikeroyok di Halte UI
Nemwont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase
Deddy Dores: Ahmad Dhani Harus Izin Ubah Lagu Queen
Bantahan Kampanye Hitam Jokowi Beredar di Rusun