Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gen Hibernasi Kodok Bisa Selamatkan Astronaut  

image-gnews
Kru Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kosmonaut Rusia Yuri Malenchenko (2 dari kiri) dan astronaut Amerika Serikat Sunita Williams (2 dari kanan) berjalan menuju pesawat ulang alik Soyuz TMA-05M di kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, Minggu (15/7). REUTERS/Vyacheslav Oseledko/Pool
Kru Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kosmonaut Rusia Yuri Malenchenko (2 dari kiri) dan astronaut Amerika Serikat Sunita Williams (2 dari kanan) berjalan menuju pesawat ulang alik Soyuz TMA-05M di kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, Minggu (15/7). REUTERS/Vyacheslav Oseledko/Pool
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPerlu fisik yang bugar untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Masalahnya, dalam kondisi tanpa gravitasi, otot para astronaut bakal melemah saat melakukan perjalanan dalam waktu lama. Untuk memelihara otot mereka, para astronaut mungkin perlu berguru pada kodok.

Peneliti menyebut rahasia genetik spesies kodok yang sanggup berhibernasi atau tidur dalam jangka waktu lama bisa menjadi kunci dalam membangun misi luar angkasa yang lebih aman. Spesies kodok Cyclorana alboguttata, misalnya, sanggup berhibernasi selama berbulan-bulan.

Peneliti dari Universitas Queensland menyebut kodok itu mampu menjaga massa ototnya meski dalam kondisi dorman yang panjang. Bagian dalam gen kodok yang dikenal sebagai survivin bisa menyelamatkan amfibi itu dalam masa hibernasi. Kondisi ini mungkin bisa diterapkan untuk perjalanan luar angkasa.

Melayang tanpa gravitasi bisa jadi pengalaman yang diimpikan banyak orang, termasuk astronaut. Namun berada dalam kondisi itu sangat merugikan fisik manusia. Otot-otot tak lagi bekerja dan menyebabkan banyak masalah kesehatan, mulai dari tendonitis hingga akumulasi lemak.

Saat berhadapan dengan musim kering panjang di Australia, kodok itu bertahan dengan mengubur diri di dalam tanah dan menutupi dirinya dengan lapisan mirip kepompong dari kulit. Lapisan itu menjaga kodok tetap aman dari lingkungan. Namun gen survivin melindungi kodok dari perlawanan tubuhnya sendiri.

Sel tubuh mempunyai "mekanisme bunuh diri" yang berbeda. Namun yang paling jelas adalah ketika tubuh membuang materi yang rusak. Hal ini bisa terjadi saat tubuh tidak aktif dalam waktu panjang. Gen survivin mencegah hal itu terjadi sehingga kodok selamat. (Baca juga: Trik Kejut Belut Listrik)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jika bisa mengetahui bagaimana jalur sinyal sel itu bekerja untuk melindungi tubuh maka bisa digunakan dalam studi otot mamalia," kata peneliti Beau Reilly seperti dikutip The Telegraph, Rabu, 2 Juli 2014.

Reilly mengatakan hal itu bisa diterapkan dalam terapi pasien yang banyak berbaring atau astronaut yang kerap kehilangan massa otot ketika berada dalam kondisi gravitasi rendah. "Manusia dan teknik pengobatan modern bisa mengambil keuntungan dengan mempelajari sistem hibernasi kodok itu," katanya. 

TELEGRAPH | GABRIEL WAHYU TITIYIOGA

Berita Terpopuler:
Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta
Politikus Ini Masih Sakit Hati kepada Demokrat

Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

37 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.