TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) Danang Sasongko mengatakan pengusaha mainan sulit menyiasati kenaikan listrik rumahan. "Mesin-mesin itu berjalan dengan listrik, tidak ada yang bisa dilakukan produsen mainan," ujar dia, saat dihubungi Tempo, Selasa, 1 Juli 2014.
Dia menilai saat ini pengusaha mainan harus mulai mengurangi pemanfaatan tenaga mesin. "Perbanyak tenaga manusia sehingga pemakaian listrik lebih efisien," kata Danang. Dia mengusulkan agar produsen mainan memperbaiki tingkat produktivitas dan bekerja lebih profesional demi menghindari gagal produksi. (baca:BPS: Naikkan Tarif, PLN Harus Siap Dikritik)
Sebanyak 95 persen anggota APMETI merupakan pelaku industri rumah tangga dengan penggunaan listrik 2.200 volt ampere. Menurut dia, bulan ini harga mainan dalam negeri akan naik sekitar 10 persen. Selain oleh kenaikan tarif listrik, naiknya harga mainan disebabkan oleh kewajiban pemerintah dalam menggunakan label Standar Nasional Indonesia bagi produsen mainan. (baca:ESDM: Tarif Listrik Naik untuk Benahi Masalah Kelistrikan)
Saat pemerintah merundingkan kenaikan tarif listrik beberapa pekan lalu, kata Danang, produsen mainan sudah merasa resah. Sebab, saat ini produsen mainan harus menyiapkan dana untuk menempelkan label SNI pada tiap mainan. "Maka dari itu, sampai kapan pun kami kesulitan untuk mendirikan industri skala besar," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian memberikan tenggat waktu hingga 1 Oktober 2014 bagi pelaku usaha mainan agar menerapkan label SNI pada tiap mainan. Jika produsen melanggar tenggat waktu, Kemenperin akan melaporkannya pada pihak berwenang sesuai dengan Undang- Undang Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999 dan Undang-Undang Perindustrian terbaru. (baca: Tarif Listrik Menengah Dinilai Masih Terjangkau)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan mulai Selasa, 1 Juli 2014, tarif listrik untuk pelanggan industri dan rumah tangga berdaya pasang lebih dari 1.300 volt ampere (VA) resmi dinaikkan. Menurut Jero, kenaikan tarif listrik ini akan diberlakukan secara bertahap dengan selang dua bulan ke depan. "Takutnya jika persentase kenaikan mendadak besar, pelanggan atau masyarakat kaget dan memprotes PLN," katanya.
PERSIANA GALIH
Terpopuler:
Tanggapi Ejekan Fahri, Ruhut: Jokowi Presiden ke-7
Bertemu Prabowo, Sultan: Sama seperti Jokowi
Punya Ladang Minyak, Aset ISIS US$ 2 Miliar
Nemwont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase