TEMPO.CO, Jakarta - Ketua tim advokasi Joko Widodo- Jusuf Kalla, Mixil Mina Munir, mengatakan Jokowi cukup terganggu oleh sebutan "sinting" yang dilontarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah.
Padahal, kata Mixil, calon presiden yang diusung partainya itu selama ini sudah menahan diri terhadap berbagai serangan kampanye hitam. "Dulu Jokowi diejek kurus, keluarganya Cina, lalu difitnah sebagai nonmuslim," kata Munir di kantor Bawaslu, Rabu, 2 Juli 2014. "Sekarang dia dikatain sinting." (Baca: Ejek Jokowi 'Sinting', Fahri Didesak Minta Maaf)
Mixil mengatakan, meski terganggu, Jokowi lebih sibuk dengan blusukan-nya. Ia mengatakan timnyalah yang ditugaskan untuk mengadvokasi Jokowi atas masalah itu. "Agar kampanye juga terus jalan." (Baca: Dalih Fahri Hamzah Mengejek Jokowi 'Sinting')
Sebelumnya, pada 27 Juni 2014 sekitar pukul 10.40 WIB, lewat akun Twitter-nya, @fahrihamzah, Fahri mencuit, "Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" (Baca pula: Ejek Jokowi, Fahri Hamzah Bakal Dipanggil Bawaslu)
Kicauan Fahri itu menanggapi janji Jokowi atas tuntutan santri di Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Malang, Jawa Timur. Para santri ingin menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri nasional. Munir menganggap Fahri ahistoris.
Adapun arti "sinting" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sedeng; miring; tidak beres pikirannya; agak gila.
MUHAMMAD MUHYIDDIN