TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk Nyoman Delon mengatakan pihaknya memeriksa tujuh anak buah kapal (ABK) LCT Pancar Indah untuk mengetahui penyebab kapal tersebut karam. "Yang kami periksa nakhoda, masinis mesin, dan ABK lainnya," kata Nyoman kepada Tempo, Kamis, 3 Juli 2014.
Menurut Nyoman, selain memeriksa tujuh ABK, pihaknya juga menerjunkan petugas untuk menyelidiki di lapangan. Namun, hingga Kamis pukul 12.00 WIB, belum bisa disimpulkan penyebab kapal yang mengangkut 16 kendaraan barang itu karam di Selat Bali. (Baca: Cuaca Buruk, Kapal LCT Karam di Selat Bali)
Saat ini 90 persen badan kapal, termasuk muatannya, tenggelam karena air laut sedang pasang. Nyoman menjelaskan, tim gabungan sedang dibentuk. Tim ini terdiri atas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, Syahbandar, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Fery, Kesatuan Pengamanan Laut dan Perairan TNI AL, serta PT Pelayaran Makmur Bersama, perusahaan pemilik LCT Pacar Indah.
Evakuasi kapal tersebut, kata dia, akan dilaksanakan setelah air laut surut, yang diperkirakan terjadi pada sore hingga malam hari. Saat air surut, tim akan memompa seluruh air laut yang masuk ke lambung kapal agar kapal bisa mengapung kembali. "Kami sudah mendapat enam pompa dari perusahaan pemilik kapal," katanya.
LCT Pancar Indah berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Rabu malam, 2 Juli 2014, sekitar pukul 21.00 WIB. Diduga karena terseret arus, kapal akhirnya karam sekitar pukul 21.40 WIB. Sebanyak 26 supir dan kernet truk telah lebih dulu dievakuasi pada Kamis dinihari.
Baca Juga:
IKA NINGTYAS
Terpopuler